Pembunuh Berantai
Dianggap Kena Azab, Pembunuh Berantai 36 Orang Ini Meninggal dalam Penjara karena Covid-19
Seorang pembunuh berantai meninggal dalam penjara. Diketahui pria tersebut dengan kejam membunuh 36 orang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pembunuh berantai meninggal dalam penjara.
Diketahui pria tersebut dengan kejam membunuh 36 orang.
Hingga kematiannya dianggap karma karena melakukan kejahatan.
Baca juga: Ditolak Pacar, Pelajar Ini Minum Racun Hama karena Ajakanya untuk ke Rumahnya Ditolak Sang Kekasih
Baca juga: Menang di 7 Kecamatan di Bolsel, Iskandar-Deddy Sampaikan Terima Kasih ke Pendukung
Baca juga: Tarif Artis TA Terungkap, Sekali Main Rp 75 Juta, Polisi Temukan Barang Bukti, Alat Ini!
Pepatah soal karma dan azab jika melakukan perbuatan jahat itu ternyata terjadi di kehidupan nyata.
Mantan mafia Lucchese, Anthony "Gaspipe" Casso, yang dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin itu, meninggal di balik jeruji besi.
Kematian sang pembunuh itu akibat tertular virus corona atau Covid-19.
Casso adalah orang di balik puluhan pembunuhan geng dan bahkan mempekerjakan dua detektif Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) sebagai mafia pembunuh.
Mafia berusia 78 tahun yang telah ditolak pembebasannya pada bulan lalu, kini telah meninggal pada Selasa (15/12/2020), menurut situs Biro Penjara dan sumber penegakan hukum.
Pada 25 November, para pengacara Casso menulis pernyataan kepada hakim yang menjelaskan bahwa klien mereka telah tertular Covid-19 saat menjalani hukuman seumur hidup di penjara Amerika Serikat, Tuscon.
Melansir New York Post pada Rabu (16/12/2020), para pengacara juga mengatakan bahwa Casso yang berkursi roda memiliki banyak masalah kesehatan sebelum dia tertular virus corona.
Beberapa penyakit yang ia idap di antaranya, kanker prostat, penyakit arteri koroner, penyakit ginjal, hipertensi, penyakit kandung kemih, dan masalah paru-paru dari tahun-tahun merokok, kata surat pengadilan.
Namun, hakim federal Brooklyn, Frederic Block, menolak tawaran untuk pembebasan lebih awal, menemukan bahwa "mengingat sifat dan tingkat sejarah kriminal terdakwa, bahwa ia tetap berbahaya bagi masyarakat".
Casso mengaku bersalah atas 14 pembunuhan massal yang bekerjasama dengan oknum detektif dari NYPD, Louis Eppolito dan Stephen Caracappa.
Namun ternyata pengakuan Casso itu tak sesuai fakta di lapangan. Pria itu tanpa belas kasihan sudah membunuh 36 orang.
Saat akan dibebaskan, Casso bersedia memberikan informasi tentang tikus mafia kepada keluarga kriminal dengan imbalan 4.000 dollar AS (Rp 56,5 juta) per bulan.