Panti Asuhan Amazia
Berkebun, Ikan Sepotong Dibagi Berdua, Kisah Panti Asuhan Amazia Bertahan di Masa Resesi Covid-19
Panti Asuhan Amazia di Desa Sauk, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) harus berjuang keras untuk bertahan di masa pendemi Covid-19
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
Lewat bimbingan pengurus panti asuhan ia bisa memahami arti kehidupan sesungguhnya.
"Yesus saja lahir di kandang hina. Saya ada di dunia ini karena ada maksud Tuhan dari keberadaan saya. Ini hal yang harus disyukuri. Dalam penderitaan kita lebih dekat dengan kasih Tuhan Yesus," beber dia.
Baca juga: Kini Nikita Willy dan Keluarga Indra Priawan Ternyata Rutin Gelar Kajian Setiap Pekan bersama Habib
Kesadaran akan cinta Tuhan yang besar membuatnya berani bermimpi.
"Saya ingin jadi astronot," kata dia.
Setiap malam natal ia berdoa agar Tuhan menyampaikan cita cita tersebut pada ayah ibunya di surga.
"Selamat natal untuk ayah dan ibu di surga," beber dia.
Rani Antahari anak panti lainnya masih punya ibu. Ia terpisah dari ibunya karena masalah ekonomi.
"Papa sudah tidak ada kemudian saya dititip di sini karena kami sangat miskin, ibu sekarang bekerja di Dumoga," kata dia.
Baca juga: DLH Bolsel Minta Semua Perencanaan Pembangunan Mengacu Kepada D3TLH
Setiap hari natal, ia bertemu ibunya. Dalam suasana prihatin, keduanya bertemu. Tak lama. Tapi bermakna. "Saya senang sekali," kata dia.
Dari pengalaman hidupnya yang papah dan menderita, bangkit perasaan untuk menunjukkan jalan bahagia kepada dunia.
Baginya bahagia adalah menerima yang pahit dengan mengucap syukur dan memberi yang manis dengan sukacita.
"Saya ingin jadi Gembala," kata dia. (art)
Baca juga: Unggah Foto Tanpa Caption, Lesti Kejora Pamer Cincin di Jari Manis Tangan Kiri, Ada Rizky Billar
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: