Sosok
Meninggal 17 Desember 1273, Inilah Sosok Sang Mistikus Cinta Jalaluddin Rumi, Sufi, Ulama & Penyair
Bagi Rumi cinta adalah jalan mengenal Sang Pencipta, Allah. Cinta bagi Rumi adalah cinta, kealamian yang dimiliki semua manusia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - 17 Desember 1273 seorang sufi besar bernama Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau biasa dikenal dengan nama Jalaluddin Rumi meninggal dunia.
Jalaluddin Rumi adalah penyair besar Persia yang hidup pada abad ketiga belas. Ia mempunyai banyak penggemar hingga saat ini, bahkan karya-karyanya menjadi top bestseller di Amerika Serikat.
Popularitasnya mulai menjadi fenomena global pada akhir abad ke-20.
Ia dikenal sebagai mistikus cinta, oleh karena ajaran tasawufnya menekankan pada konsep cinta.
Bagi Rumi cinta adalah jalan mengenal Sang Pencipta, Allah. Cinta bagi Rumi adalah cinta, kealamian yang dimiliki semua manusia dan tak dapat didefinisikan.
Ia memandang alam sebagai perwujudan cinta Sang Pencipta. Baginya cinta adalah segala-galanya dan merupakan media dalam mengenal Hakekat Keilahian.
Cinta membuat kehidupan ini berevolusi secara kreatif, malam dan siang, matahari menyinari bumi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan keanekaragaman benda-benda serta mahluk hidup yang ada di semesta raya.
Cinta adalah sebuah dasar dari segala sesuatu di alam raya yang kemudian menelusup masuk ke dalam seluruh sendi-sendi kehidupan.
Bagi Rumi, semakin tinggi kwalitas cinta seseorang, semakin tinggi pula kedudukannya dalam hal keruhanian.
Kehidupan
Dikutip dari wikipedia, Jalaluddin Rum adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh pada tanggal 6 Rabiul Awal tahun 604 Hijriah atau tanggal 30 September 1207 Masehi.
Ayahnya merupakan keturunan Abu Bakar bernama Bahauddin Walad, sementara ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm.
Ayah Rumi merupakan adalah cendekia yang saleh, berpandangan ke depan, dan seorang guru yang terkenal di Balkh.
Dikala Rumi berusia tiga tahun, daerah tempat tinggalnya mendapat dampak dari serbuan pasukan Mongol.
Hal ini membuat keluarganya meninggalkan Balkh melalui Khurasan dan Suriah, sampai ke Provinsi Rum di Anatolia tengah, yang merupakan bagian Turki sekarang. Mereka menetap di Qonya, ibu kota provinsi Rum.
Dalam pengembaraan dan pengungsiannya tersebut, keluarganya sempat singgah di kota Nishapur yang merupakan tempat kelahiran penyair dan ahli matematika Omar Khayyam.
Di kota inilah Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur dan akan menyalakan api gairah ketuhanan.
Nama “Rumi” sendiri berasal dari “Roman” atau “Rum”, karena dia menghabiskan banyak waktu dalam hidupnya di Kesultanan Sejuk Rum.
Rumi dianggap sebagai pencipta Tarian Sufi Darwis.
Salah satu verse Rumi di sebuah tembok Kehidupan dan karier awal
Jalaluddin Rumi atau dikenal juga dengan nama Maulana, lahir di Balkh, Afganistan pada 30 September 1207.
Ayahnya bernama Bahauddin, terkenal sebagai teolog mistik, penulis, dan guru.
Karena ada persengketaan dengan penguasa atau ancaman Mongol, Bahauddin dan keluarganya meninggalkan Balkh pada 1218.
Menurut sebuah legenda, keluarga Rumi bertemu dengan Fariduddin Attar, seorang penyair mistik Persia, di Nishapur.
Attar memberkati Rumi muda.
Setelah berhaji ke Mekah dan bertualang di Timur Tengah, Bahauddin dan keluarganya sampai di Anatolia atau Rum.
Rumi mendapatkan namanya di sini.
Bahuddin pindah ke Ibu Kota Konya pada 1228.
Di sini dia mengajar di salah satu madrasah.
Ketika meninggal pada 1231, Rumi menggantikannya menjadi guru, ulama dan ahli hukum Islam.
Setahun kemudian, Burhanuddin, salah satu bekas murid ayahnya, datang dan berteman dekat dengan Rumi.
Burhanuddin berpengaruh besar pada formasi spiritual Rumi.
Dia meninggalkan Rumi pada 1240.
Empat tahun kemudian rumi kedatangan seorang darwis bernama Syamsuddin.
Dia juga berpengaruh besar pada Rumi.
Syamsuddin mengenalkan keagungan dan keindahan illahi padanya.
Namun keluarga Rumi tidak mentoleransi kedekatan Rumi dengan Syamsuddin.
Rumi dianggap menelantarkan keluarga semenjak Syamsuddin.
Syamsuddin pun pergi.
Menjadi penyair
Setelah hampir sepuluh tahun berpisah dengan Syamsuddin, Rumi mencurahkan perhatiannya untuk menulis ghazal atau syair cinta.
Dia membuat kompilasi ghazal dan menamakannya Diwan-e-Kabir atau Diwan-e-Shams-e Tabrizi.
Rumi kemudian bertemu dan berteman dengan pandai emas bernama Salauddin Zakub.
Ketika Salauddin meninggal, berteman dengan Hussam-e Chalabi, satu di antara murid terfavorit Hussam.
Rumi menghabiskan masa-masa tuanya di Anatolia, di mana dia menyelesaikan enam jilid karya terbaiknya, Masnawi.
Ada dua karya Rumi yang sangat populer, yakni Diwan-e Syams-e Tabrizi atau Diwan Kabir dan Matsnawi.
Diwan-e Syams-e Tabrizi berisi koleksi ghazal untuk menghormati darwis Syamsuddin yang menginspirasinya
Buku ini juga berisi bermacam-macam puisi yang disusun dengan skema berima.
Diwan-e Syams-e Tabrizi ditulis menggunakan dialek Dari dan disebut-sebut satu di antara karya sastra Persia terbesar.
Matsnawi adalah kompilasi enam jilid puisi yang ditulis dalam gaya didaktis.
Puisi-puisi di dalamnya ditujukan untuk menginformasi, menginstruksi, serta menghibur pembacanya.
Rumi dipercaya memulai menulis Matsnawi karena dorongan dari Hussam-e Chalabi.
Matsnawi berusaha menjelaskan berbagai aspek spiritual hidup.
Kematian dan warisan
Rumi meninggal pada 17 Desember 1273 di Konya, Kesultanan Seljuk, pada suatu sore di saat langit berwarna merah tembaga
Dia dikubur di samping kuburan ayahnya di Konya.
Sebuah mausoleum bernama Maulana didirikan di Konya untuk memeringati penyair besar sufi tersebut.
Di dalamnya ada masjid, tempat tinggal para darwis, dan tempat mementaskan tarian.
Karya-karya Rumi sangat populer, tidak hanya di Iran atau Turki.
Popularitas karyanya menginspirasi banyak seniman, termasuk Mohammad Reza Shajarian (Iran), Shahram Nazeri (Iran), Davood Azad (Iran) dan Ustaz Mohammad Hashem Cheshti (Afghanistan), untuk menginterpretasi karya-karyanya.
Karya-karya Rumi telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Kutipan-kutipan yang terkenal
"Jangan berduka. Apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain."
"Jauh melampaui tindakan yang salah dan tindakan yang benar terdapat sebuah tempat. Aku akan menemuimu disana. Taktala jiwa berbaring di atas rerumputan, maka dunia terlalu penuh untuk dibicarakan."
"Sepasang kekasih tidak pada akhirnya bertemu di suatu tempat. Mereka sebenarnya telah ada dalam diri satu sama lain selama ini."
"Anda dilahirkan dengan sayap, mengapa lebih suka merangkak menjalani hidup?"
"Meskipun aku diam tenang bagai ikan, Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan."
(TRIBUNNEWSWIKI:Febri/Tribunmanado/*)
Baca juga: Penampakan 23 Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah Dipindahkan, Para Aktor Teror Bom Medio 2000-an
Baca juga: Kata-kata Mutiara Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember 2020, Cocok Dibagikan di Media Sosial
Baca juga: Reaksi Anak-anak saat Sule Bertengkar dengan Nathalie Holscher Terungkap, Sule: Nggak Ada yang Bela