Sosok
Meninggal 17 Desember 1273, Inilah Sosok Sang Mistikus Cinta Jalaluddin Rumi, Sufi, Ulama & Penyair
Bagi Rumi cinta adalah jalan mengenal Sang Pencipta, Allah. Cinta bagi Rumi adalah cinta, kealamian yang dimiliki semua manusia.
Setahun kemudian, Burhanuddin, salah satu bekas murid ayahnya, datang dan berteman dekat dengan Rumi.
Burhanuddin berpengaruh besar pada formasi spiritual Rumi.
Dia meninggalkan Rumi pada 1240.
Empat tahun kemudian rumi kedatangan seorang darwis bernama Syamsuddin.
Dia juga berpengaruh besar pada Rumi.
Syamsuddin mengenalkan keagungan dan keindahan illahi padanya.
Namun keluarga Rumi tidak mentoleransi kedekatan Rumi dengan Syamsuddin.
Rumi dianggap menelantarkan keluarga semenjak Syamsuddin.
Syamsuddin pun pergi.
Menjadi penyair
Setelah hampir sepuluh tahun berpisah dengan Syamsuddin, Rumi mencurahkan perhatiannya untuk menulis ghazal atau syair cinta.
Dia membuat kompilasi ghazal dan menamakannya Diwan-e-Kabir atau Diwan-e-Shams-e Tabrizi.
Rumi kemudian bertemu dan berteman dengan pandai emas bernama Salauddin Zakub.
Ketika Salauddin meninggal, berteman dengan Hussam-e Chalabi, satu di antara murid terfavorit Hussam.
Rumi menghabiskan masa-masa tuanya di Anatolia, di mana dia menyelesaikan enam jilid karya terbaiknya, Masnawi.