Tribun Institute
Dian Praharsini Abdullah, Guru Bolmong Peraih Award Reinventing Local Heroes Dari Tribun Institute
Dian Praharsini Abdullah, Guru Bolmong yang meraih Award Reinventing Local Heroes Dari Tribun Institute
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
"Dulu saya baca, sekarang saya alami," kata dia.
Dian memberi apresiasi kepada Tribun Manado yang sudah menggagas award tersebut.
Harapannya Tribun lebih maju dan dapat menjadi media terkemuka di Sulut yang turut memperjuangkan
pendidikan.
Dia juga berterima kasih pada Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dan Kadis Pendidikan Renti Mokoginta yang sudah merancang arah pendidikan di Bolmong yang maju, inovatif dan berkarakter.
"Terima kasih pada Kepsek, rekan guru, aparat desa yang sudah menampung saya, orang tua
yang berhasrat menyekolahkan anak - anaknya di tengah berbagai keterbatasan dan para siswa yang tetap semangat," kata dia.
Sebagai PNS baru dengan gaji yang masih moderat, mengabdi di daerah terpencil butuh biaya besar.
Sebulan ia bisa habiskan uang Rp 700 ribu untuk transport sepekan sekali pulang ke rumahnya di Lolak.
Biaya itu tergolong minimal, baru biaya transport. Belum termasuk biaya lain lain.
"Tapi apa yang saya rasakan saat mengajar anak anak, mengarahkan mereka pada masa depan, lebih dari nilai uang berapapun," kata dia.
Menjadi guru adalah cita - cita Dian Praharsini Abdullah.
Tapi bekerja di daerah terpencil adalah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.
Ketika diangkat menjadi PNS kabupaten Bolmong dan ditempatkan di Desa Kolingangaan, salah satu desa terpencil di Bolmong, sejuta tanya berkecamuk di pikirannya.
"Saya bahkan mengira Kolingangaan itu di Dumoga, ternyata di Bilalang," kata dia.
Pengalaman pertama menuju ke desa itu sungguh mengerikan.
Di atas sebuah kendaraan pick up, duduk di atas tumpukan kayu, dilaluinya jalan yang berbatu, penuh turunan, tanjakan dan tikungan sepanjang 9 kilometer.
Desa itu terletak jauh di dalam hutan. Kepala Dian yang terus menerus kena sinar matahari sempat sakit.