Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pengamat Politik

Rocky Gerung Nilai Presiden Jokowi Bicara Terlalu Standar Soal Pembantaian Sigi dan Tewasnya 6 FPI

Banyak kalangan yang memberi komentar beragam terkait peristiwa tewasnya 4 warga di Kabupaten Sigi dan 6 anggota Front Pembela Islam (FPI)

Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUN NEWS / HERUDIN dan Youtube Rocky Gerung Officia
Jokowi dan Rocky Gerung. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Banyak kalangan yang memberi komentar beragam terkait peristiwa tewasnya 4 warga di Kabupaten Sigi dan 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) pada Minggu, 13 Desember 2020 lalu.

Presiden Jokowi terkait dua kasus ini menegaskan bahwa hukum harus dipatuhi dan ditegakkan untuk melindungi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Rocky Gerung
Rocky Gerung (Youtube Najwa Shihab (Capture))

Presiden juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi para penegak hukum untuk menegakkan hukum tersebut secara adil.

Mencermati pernyataan Presiden Jokowi, Pengamat Politik, Rocky Gerung mengaku kecewa dengan Presiden Jokowi karena pernyataannya sebagai kepala negara yang tidak sesuai harapannya.

Melalui akun Youtube Rocky Gerung Official yang tayang pada Senin, 14 Desember 2020, Rocky menyebutkan bahwa pernyataan presiden terlalu standar untuk diucapkan seorang presiden.

“Ucapannya standar banget, itu ucapan yang sering diucapkan oleh orang-orang kemudian diucap ulang oleh dia,” kata Rocky.

Baca juga: Covid-19 Menggila Lagi, BPBD Jelajah Kota Manado Buru Masyarakat Tak Pakai Masker

Baca juga: Aco Temukan Bungkusan Plastik, Saat Dibuka Isinya Bikin Geger Satu Kampung

Baca juga: Agieska Dibegal Tengah Malam, Dipepet 4 Motor, Pelaku Bawa Lari Barang Berharga Ini

Menurut Rocky, dari pernyataan yang diucapkan Presiden kemarin, terlihat sekali bahwa kemampuan presiden untuk menghayati peristiwa kurang sekali.

Menurut analisis Rocky, Presiden kurang mampu menghayati bahwa peristiwa meninggalnya enam orang FPI bukanlah peristiwa sepele. Presiden Jokowi tidak bisa melihat bahwa peristiwa tersebut bisa berpotensi membelah bangsa.

Sehingga, menurut Rocky, pernyataan yang keluar dari Presiden terkesan seperti menyepelekan persoalan dan tidak bisa mengendalikan keadaan. Padahal menurut Rocky, selama ini publik menunggu Presiden mengucapkan pernyataan yang bijak.

“Ini menunjukkan bahwa Jokowi tidak mampu mengendalikan keadaan. Padahal publik menunggu Presiden ucapkan sesuatu yang bijak,” ujar Rocky.

Rocky Gerung juga mengamati pernyataan Presiden dari gesture dan bahasa tubuhnya saat menyampaikan ucapannya dihadapan kamera.

Menurut Rocky, terlihat sekali bahwa ada ketidakpedulian yang dibuat seolah-olah peduli.

“Hadir secara fisik, tapi tidak hadir secara etis,” ujar Rocky.

Rocky mengatakan peristiwa meninggalnya enam anggota laskar FPI saat ini tengah disorot oleh dunia Internasional. Dan pernyataan Presiden pastinya akan menjadi sorotan juga di dunia Internasional.

“Internasional nantinya akan mencatat bahwa era ini akan dicatat sebagai era yang tidak mampu meninggalkan jejak politik yang beradab, '' ujar pengamat berdarah Manado ini.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved