Pemungutan Suara di Bolmong
Pasien Komplikasi Memilih Rumah Sakit, Tatap Bayi Sebelum Mencoblos, Bilang Hal ini Sebagai Alasan
Pasien yang dilayani adalah yang memiliki formulir A5. Mengapa menatap bayinya sebelum mencoblos ?. Jawabannya klise tapi menyentuh.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sesaat Irawati menatap bayi yang baru dilahirkannya di pembaringan RS Datoe Binangkang, Bolaang Mongondow ( Bolmong ), Sulawesi Utara ( Sulut ).
Kemudian, kertas suara dicoblosnya.
Gerakannya lemah.
Tangannya bergetar.
Tapi wajahnya mantap dan yakin.
Baca juga: Wanita Ini Melahirkan di TPS, Persalinannya di Bantu Petugas yang Menyiapkan Perlengkapan Pilkada
Rabu (9/12/2020) Irawati dan sejumlah pasien Rumah Sakit ( RS ) Datoe Binangkang mencoblos calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut di rumah sakit.
Mereka dilayani petugas TPS terdekat, yang membawa kotak suara hingga ke tempat tidur pasien.
Pasien yang dilayani adalah yang memiliki formulir A5.
Mengapa menatap bayinya sebelum mencoblos ?.
Jawabannya klise tapi menyentuh.
"Memilih pemimpin adalah memilih masa depan bayi saya,".
Sifa pasien lainnya sempat menatap lama kertas suara di tangannya.
"Bismilah" ia berseru lantas menghujamkan paku ke gambar calon pilihannya.
Seorang pasien lainnya sempat malu memilih di hadapan petugas.
Akhirnya ia memilih dengan bantuan seorang kerabatnya.
Keterangan kerabat pasien tersebut, sang pasien mengalami penyakit komplikasi.
Dalam keadaan payah itu, ia masih bersikeras memilih.
Seorang keluarga terdekat meluangkan waktu mengurus formulir A5 di tengah kesibukan mengurus si sakit.
"Ini kan momen lima tahun sekali," kata dia.
Udu Ginoga, pasien berusia lanjut, sudah bersiap mencoblos di TPS samping rumahnya.
Malang, sehari sebelum pencoblosan, ia mendadak anfal.
"Saya berak darah," kata dia.
Berada di rumah sakit, dalam belitan infus, semangat memilih Udu tak padam.
Geraknya begitu perlahan, tapi semua proses berlangsung cepat.
Tangannya langsung menuju ke gambar paslon pilihannya. "Ia sudah tahu mana yang dipilih," kata seorang penjaganya.
Usai memilih, wajah memelasnya hilang, berganti cerah.
Setiap pertanyaan Tribun Manado dijawabnya dengan senyum.
Irfan, pasien dari Desa Labuan Uki langsung berdiri dari bangsal ketika petugas TPS datang.
Tak tunggu lama, kertas suara diraih dan langsung dicoblosnya.
Mustinya pria kurus ini sudah pulang dari RS Datu Binangkang, Rabu pagi.
Ia baru saja menjalani operasi pembengkakan pipi dan dinyatakan boleh melanjutkan perawatan di rumah.
Tapi warga Desa Labuan Uki, Kecamatan Lolak,
Kabupaten Bolmong ini enggan pulang sebelum memilih di rumah sakit.
"Kalau saya pulang, pasti sudah lewat jam memilih," katanya.
Kepada Tribun, Irfan buka bukaan tentang siapa yang ia pilih, lengkap dengan alasannya.
"Saya pilih dia karena sudah terbukti," kata dia sambil tersenyum.
"Selama saya masih bisa bernapas, dalam keadaan apapun saya akan menggunakan hak saya," kata dia.
Mendengar itu, orang sehat yang golput pasti malu. (art)
Kunjungi channel Youtube kami: