Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Gibran dan Bobby Nasution Menang, Yunarto Wijaya Dampak Buruknya Kepada Jokowi

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, diminta untuk menganalisis Pilkada Solo dan Medan 2020.

Editor: Rhendi Umar
kompas.com
Yunarto Wijaya 

Lalu, Najwa Shihab menanyakan apakah dampak terhadap posisi Joko Widodo saat ini ketika anak dan menantunya itu terpilih menjadi kepala daerah.

"Apa kira-kira dampaknya ini terhadap posisi Presiden Jokowi sekarang ketika ada dua anaknya yang menjadi pemimpin daerah?" tanya Najwa Shihab.

Menurut Yunarto, dampak dalam konteks hubungan tata negara tidak terlalu besar.

"Kalau dalam konteks hubungan tata negara, pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, sebenarnya tidak terlalu besar ya, karena ini bukan daerah selevel provinsi juga atau Jakarta," kata Yunarto.

Namun, Najwa Shihab melanjutkan dampak dari segi politik.

"Dari segi persepsi politiknya?" tanya Najwa.

Di segi politik, kata Yunarto Wijaya, Jokowi tak hanya dipandang sebagai politisi biasa yang sama seperti politisi lainnya.

Namun, image Jokowi sebagai kelas menengah yang terjun ke dunia politik tanpa embel-embel elite partai akan sulit diperlihatkan lagi.

Politik dinasti akan lekat dengan Joko Widodo.

43"Nah itu yang akan terus menjadi embel-embel tadi. Yang saya lihat akan jadi 'tato' Jokowi adalah dia akan dilihat sebagai politisi biasa. Terobosan-terobosan yang selama ini diperlihatkan oleh beliau sebagai kelas menengah yang masuk politik tanpa embel-embel elite partai akan sulit untuk ditunjukkan kembali. Orang akan melihat dia dengan embel-embel politik dinasti tadi."

Yunarto Wijaya juga menambahkan sedikit catatan tentang Kota Medan.

Sebab, banyak masalah yang terjadi di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut.

Sehingga, dibutuhkan banyak waktu untuk Medan melakukan transformasi besar-besaran.

"Medan, sedikit menjadi catatan, sepertinya mengulang kembali bagaimana politik yang... Saya harus katakan, keburukan politik ini seringkali terjadi di Medan," kata Yunarto.

Dari kasus korupsi, partisipasi pemilih paling rendah, kemudian sekarang masyarakat dipaksa, disuguhkan oleh bagian dari kekuasaan nasional melawan incumbent yang juga di survei tidak baik, bahkan naik hanya karena walikotanya masuk penjara. Ini yang menurut saya menyedihkan. Sepertinya, Medan masih perlu waktu lebih banyak lagi melakukan transformasi besar," pungkasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved