Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info

Ternyata Ini Penyebab Lalat Susah Ditangkap

Peneliti menyebut bahwa lalat memiliki sayap yang dapat merespons ancaman secepat jet tempur.

NET
Ilustrasi 

Lalat yang sedang melarikan diri dengan lalat yang sedang beristirahat sangat kontras perbedaannya.

Dari posisi istirahat, lalat melakukan lompatan liar dan melayang di udara dengan menggunakan kakinya.

Warga perumahan Citra Raya memasang perangkat lalat sebagai akibat dampak dari peternakan ayam yang bersebalahn dengan perumahan(Ardiansyah Fadli)

"Hanya pada fase kedua, lalat memiliki kendali dan mulai mengepakkan sayapnya," kata Muijres.

Menurut Graham Taylor, seorang profesor biologi matematika di Universitas Oxford di Inggris, terbang dengan manuver berputar adalah cara yang masuk akal bagi serangga terbang untuk mengubah arah.

"Namun, untuk mengubah arah saat terbang, serangga perlu mengarahkan gaya aerodinamis untuk menciptakan rotasi yang diperlukan untuk membelokkan jalur penerbangan mereka," jelas Taylor, yang tidak terlibat dalam studi ini.

"Pesawat terbang, helikopter, dan serangga terbang lainnya melakukan vektor gaya aerodinamis untuk berbelok. Jadi jika lalat buah juga melakukannya, ini tidak mengejutkan," katanya.

Apa yang mengejutkan, kata Taylor, adalah kecepatan luar biasa dari respons melarikan diri, dan perubahan kepakan sayap yang dilakukan lalat saat berbelok.

"Lalat merespons ancaman yang mendekat sangat sangat cepat," katanya.

"Dan waktu yang dibutuhkan untuk bisa berbelok lebih cepat lagi."

Ahli menilai, reaksi lalat yang sangat cepat merespons ancaman menunjukkan bahwa lalat memiliki neuron yang mengalir di tubuh ke sayap dan otot untuk keadaan darurat seperti itu. (*)

Artikel ini telah tayang di:

Kompas.com dengan judul "Serba-serbi Hewan: Kenapa Lalat Susah Ditangkap?", Klik untuk baca:

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/07/080300523/serba-serbi-hewan--kenapa-lalat-susah-ditangkap-?page=all#page2

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved