Berita Internasional
Israel Dituding Bertanggung Jawab di Balik Pembunuhan Ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh
Pejabat itu mengatakan di masa lalu, Israel telah berbagi informasi dengan AS tentang target mereka dan operasi rahasia sebelum melaksanakannya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Hassan Rouhani pada Sabtu mengutuk pembunuhan Fakhrizadeh, bersumpah akan membalas tindakan kriminal tersebut.
Sebelumnya Mohsen Fakhrizadeh tewas karena lukanya setelah mendapatkan perawatan akibat ditembak di kota Absard pada Jumat (27/11/2020).
Ilmuwan nuklir berusia 62 tahun itu ditembak oleh orang tak dikenal, di mana saksi sebelumnya mengaku mendengar suara ledakan.
Dilaman media CNN, Rabu (2/12/2020) mewartakan, seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan Israel berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Tetapi pejabat tersebut menolak memberikan rincian tentang apakah pemerintahan Trump tahu tentang serangan itu sebelum dilakukan atau memberikan dukungan.
Pejabat itu mengatakan di masa lalu, Israel telah berbagi informasi dengan AS tentang target mereka dan operasi rahasia sebelum melaksanakannya.
Tetapi mereka tidak akan mengatakan jika mereka melakukannya rencana itu. Ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, tewas Jumat (27/11/2020). Ia menjadi target Israel sejak lama.
Iran menyalahkan Israel atas serangan itu dan mengatakan operasi itu memiliki ciri khas badan intelijen luar negeri Israel, Mossad.
Sementara Iran tidak memberikan bukti keterlibatan Israel, Israel tidak membantah atau mengklaim bertanggung jawab atas kematian Fakhrizadeh.
The New York Times pertama kali melaporkan seorang pejabat AS mengatakan Israel berada di balik serangan itu selama akhir pekan.
Baca juga: Terkait Tekad Balas Dendam Iran, Analis Politik Ingatkan Serangan Palsu Israel
Mike Pompeo Diberi Kekuasaan Penuh
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengunjungi Israel kurang dari dua minggu sebelum serangan itu terjadi.
Kehadiran Pompeo merupakan bagian perjalanan regional yang mencakup Uni Emirat Arab, Qatar dan Arab Saudi. Di semua Negara tujuan itu, Pompeo membahas isu Iran bersama sejawatnya.
Presiden Donald Trump telah memberi Pompeo carte blanche atau kekuasaan penuh untuk terus melakukan kampanye "tekanan maksimum" AS ke iran selama dua bulan ke depan.