Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Dampak Covid-19, Dulu Jadi Pramugari, Wanita Cantik ini Kini Banting Setir Jual Gas Elpiji

Setelah melakoni pekerjaan barunya sebagai penjual gas LPG, Avila kembali menemukan semangat hidupnya kembali.

Editor: Indry Panigoro
Manila Buletin
Sosok Maurice Maureen Avila, pramugari yang di-PHK kini banting stir jualan gas elpiji. 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Bukan lagi koper yang ditenteng Maurice Maureen Avila, kini justru tabung-tabung gas yang harus ia antar ke para pelanggannya.

Diketahui Maurice Maureen Avila di PHK perusahaannya pada 16 Oktober 2020 lalu.

Awalnya, dia merasa sangat sedih karena telah bekerja selama tiga tahun namun dipecat bergitu saja.

Ya terdampak akibat Covid-19, nasib pramugari cantik ini harus di PHK dan banting stir berjualan gas elpiji.

Maurice Maureen Avila menjadi satu di antara ribuan pramugari yang terPHK akibat pandemi Covid-19.

Kini untuk menyambung hidup pramugari asal Filipina ini rela banting stir berjualan gas elpiji.

Baca juga: Kisah Pramugari Cantik Korban PHK, Banting Setir Jual LPG untuk Sambung Hidup, Curhatannya Viral

Maurice Maureen Avila pramugari yang kena PHK akibat Covid-19
Maurice Maureen Avila pramugari yang kena PHK akibat Covid-19 (Manila Buletin)

“Setiap malam saya bertanya kepada Tuhan, mengapa Engkau mengambil impian saya?

Saya bekerja keras untuk ini,” kata Avila sebagaimana dilansir dari Manila Bulletin.

Avila bercerita bahwa dia merasa hancur selama dua pekan semenjak dipecat.

Dia menolak makan dan menangis setiap malam.

Tapi akhirnya, dia berusaha bangkit dan belajar menerimanya lalu harus memutar otak agar bisa menyambung hidup.

Hingga suatu hari, dia bersama pacarnya memutuskan untuk berjualan gas LPG.

Setelah melakoni pekerjaan barunya sebagai penjual gas LPG, Avila kembali menemukan semangat hidupnya kembali.

“Tidak ada salahnya kehilangan pekerjaan. Kepada mereka yang juga kehilangan pekerjaan karena pandemi, jangan putus asa,” sambung Avila.

Kini Avila merasa legawa dan meyakini akan adanya takdir Tuhan.

“Saya menyadari dalam satu setengah bulan (menganggur) bahwa apapun yang kita inginkan dalam hidup, jika itu bukan rencana Tuhan, Dia akan mengambilnya dari Anda,” ujar Avila.

“Kecerdasan dan pengorbanan akan memberi makan Anda dan keluarga Anda. Bukan opini orang lain,” tambah Avila.

Avila pun mengajak rekan-rekan pramugarinya yang masih berharap bisa kembali bekerja agar tidak pernah putus asa.

“Mari kita bertemu lagi.

Mari bermimpi bersama lagi, terbang bersama lagi.

Selalu ada harapan dan selalu ingat bahwa ada cahaya di ujung terowongan,” pungkas Avila.

Curhat Pilu Pramugari Kehilangan Pekerjaan Hanya Gara-gara Kelebihan Berat Badan 0,7 Kilogram

Selain itu, seirang pramugari juga dipecat hanya gegara berat badannya naik 0,7 kilogram.

Melansir dari World of Buzz dan Berita Harian, hal itu dialami oleh mantan pramugari Malaysian Airlines Berhad (MAB) bernama Ina Meliesa Hassim.

Diketahui, Ina Meliesa Hassim telah dipecat dari maskapai penerbangan tiga tahun lalu.

Ina Meliesa Hassim disebut telah bekerja di maskapai itu selama 25 tahun.

Ilustrasi.
Ilustrasi. (Freepik)

Ina Meleisa Hassim diberhentikan karena gagal memenuhi persyaratan berat badan sesuai aturan maskapai.

Mantan pramugari itu memiliki tinggi 160cm, dan berat badan 61,7 kg.

Maskapai penerbangan memiliki standar maksimal untuk berat badan pramugari yakni 61 kg.

Berat badan Ina pun diketahui kelebihan 0,7 kg.

Ina kemudian membawa kasus ini ke pengadilan pada September 2017 lalu.

Pengadilan Industri memutuskan bahwa pemecatan tersebut dinyatakan adil.

Keputusan itu tentu membuat Ina merasa kecewa.

Persatuan Pramugari Malaysia (Nufam) baru-baru ini ikut angkat bicara.

“Kami tahu kasus baru-baru ini mungkin merupakan kemenangan bagi MAB (Malaysia Airlines Berhad) dan beberapa maskapai

penerbangan yang juga ingin menyingkirkan karyawan 'lama dan tua' mereka, tetapi itu tidak akan menghentikan Nufam dari terus

mengutuk perlakuan tak adil terhadap kru kabin," kata pihak Nufam seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Senin (24/2/2020).

Ketua Pengadilan Industri, Syed Noh Said Nazir pun mengungkapkan pembelaannya.

Ia mengatakan maskapai penerbangan telah membuktikan bahwa pemutusan hubungan kerja dilakukan secara adil.

Meskipun demikian, Nufam tetap bersikeras memberikan pembelaan untuk Ina.

“Nufam telah mengetahui bahwa maskapai ini terus mencari untuk mempekerjakan awak kabin yang muda dan ramping," ujar pihak Nufam.

"Tetapi apa yang akan terjadi pada mereka nanti jika mereka tumbuh melampaui batas berat di tahun-tahun mendatang? Bagaimana

awak kabin perempuan mempertahankan berat badan ideal maskapai jika mereka hamil nanti? Akankah maskapai menghentikan mereka

dan memecat mereka juga?" pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunStyle.com dengan judul "Pramugari Korban PHK Jualan LPG untuk Sambung Hidup, Curhatnya di Medsos Viral, Curhat Pilu Pramugari Kehilangan Pekerjaan Hanya Gara-gara Kelebihan Berat Badan 0,7 Kilogram

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kena PHK Imbas dari Covid-19, Pramugari Cantik Ini Rela Banting Setir Jual Gas Elpiji, https://bangka.tribunnews.com/2020/12/03/kena-phk-imbas-dari-covid-19-pramugari-cantik-ini-rela-banting-setir-jual-gas-elpiji?page=all

Kunjungi channel Youtube kami:

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved