Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari AIDS

Gejala Sering Dialami Orang Positif Terinfeksi HIV, Haid Tak Teratur hingga Perubahan pada Kuku

Gejala HIV mulai kelelahan, nyeri otot, berat badan turun hingga haid tak teratur

Editor: Aldi Ponge
thinkstock/vchal
Ilustrasi HIV/AIDS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut gejala yang sering dialami orang positif Human Immunodeficiency Virus ( HIV) .

Gejala HIV mulai kelelahan, nyeri otot, berat badan turun hingga haid tak teratur

hingga saat ini penelitian belum menemukanobat paten yang bisa menyembuhkan semua penderita HIV.

Setelah satu atau dua bulan virus HIV memasuki tubuh, 40-90 persen orang yang terinfeksi mengalami gejala yang mirip dengan gejala flu yang disebut acute retroviral syndrom (ARS).

Meski begitu, gejala terinfeksi HIV bisa tak terdeteksi sampai bertahun-tahun kemudian.

Baca juga: Promo Indomaret Hari Ini Selasa 1 Desember 2020, Camilan Turun Harga, Selengkapnya Cek Katalog!

"Pada tahap awal infeksi HIV biasanya justru tidak ada gejala. Oleh karena itu, jika kita masuk dalam kelompok berisiko, maka lebih baik memeriksakan diri," kata Michael Horberg, Direktur HIV/AIDS Kaiser Permanente di Oakland, California.

Berikut adalah gejala-gejala yang sering dialami oleh orang yang positif terinfeksi HIV.

Demam

Salah satu gejala ARS adalah demam ringan dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat celsius.

Gejala demam ini sering diikuti dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

"Pada fase ini virus berpindah ke peredaran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, terjadi reaksi inflamasi oleh sistem imun tubuh," kata Carlos Malvestutto, instruktur penyakit infeksi dan imunologi dari New York School of Medicine.

Kelelahan

Respons inflamasi dalam tubuh juga bisa menyebabkan perasaan lelah dan kehabisan energi.

Gejala ini bisa timbul pada awal atau beberapa tahun kemudian.

Nyeri otot

Gejala ARS juga sering didiagnosis sebagai infeksi virus, influenza, mononucleosis, bahkan hepatitis dan sifilis.

Hal ini tidak mengherankan karena banyak gejala yang mirip, termasuk nyeri pada otot dan persendian.

Baca juga: Tim Khusus Dikirim untuk Tembak Mati Anggota MIT, Kapolri Idham Azis Marah: Tindak Tegas Mereka

Pembengkakan kelenjar getah bening juga lazim terjadi karena kelenjar ini merupakan bagian dari sistem imun yang akan mengalami peradangan jika terjadi infeksi.

Kelenjar getah bening banyak terdapat di ketiak, paha, juga leher.

Ruam kulit

Ruam pada kulit berupa bercak kemerahan bisa timbul pada awal atau tahap akhir terjadinya HIV/AIDS.

Bila munculnya ruam ini tidak bisa dijelaskan dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi tertular HIV, segera lakukan tes.

Mual, muntah, dan diare

Menurut dr Malvestutto, 30-60 persen orang mengalami gejala singkat mual, muntah atau diare pada awal terjadinya infeksi HIV.

Namun, gejala-gejala ini juga bisa muncul akibat terapi antiretroviral dan infeksi tahap lanjut.

Berat badan turun

Penurunan berat badan (BB) merupakan tanda perburukan penyakit dan juga karena diare berat. "Jika penurunan BB sudah terjadi, berarti sistem imun sudah kehabisan tenaga.

Namun, berkat terapi antiretroviral, gejala ini sudah jarang," kata Malvestutto.

Seseorang yang mengalami sindrom AIDS wasting biasanya kehilangan 10 persen atau lebih dari berat badan mereka, serta menderita diare atau kelelahan dan demam lebih dari 30 hari.
Batuk kering

Beberapa orang yang positif HIV juga mengalami batuk kering yang berlangsung berminggu-minggu dan terus memburuk.

Radang paru

Batuk dan badan yang mengurus mungkin juga akibat infeksi serius yang disebabkan oleh kuman.

Bila sistem imun kita dalam kondisi baik, maka kuman ini tak menyebabkan masalah.

"Ada banyak infeksi oportunis yang berbeda-beda pada orang dengan HIV. Salah satunya pneumonia AIDS, toksoplasma, herpes, dan juga infeksi jamur," katanya.

Berkeringat pada malam hari

Sebagian besar orang di awal tahap infeksi HIV berkeringat pada malam hari, yang tidak terkait dengan suhu ruangan.

Gejala ini memburuk pada tahap lanjut dari infeksi.

Perubahan pada kuku

Pasien dengan sistem kekebalan terganggu, seperti AIDS, lebih rentan terkena infeksi jamur.

Infeksi ini juga menyebabkan perubahan pada kuku, seperti mudah patah, rapuh, dan juga perubahan pada warna.

Infeksi jamur

Infeksi jamur yang sering dialami di tahap infeksi HIV lanjut adalah semacam sariawan di mulut yang disebabkan oleh jamur candida.

Pasien yang mengalami sariawan parah ini kesulitan untuk menelan dan sulit disembuhkan.

Kebas dan rasa kesemutan

Infeksi HIV pada tahap lanjut bisa menyebabkan rasa kebas dan sensasi geli pada tangan dan kaki.

Gejala ini disebut juga peripheral neuropathy, yang juga muncul pada pasien diabetes yang tidak terkontrol.

Gejala ini timbul karena saraf sudah rusak.

Haid tak teratur

Infeksi HIV juga bisa menyebabkan siklus menstruasi terganggu, seperti haid lebih sedikit atau tidak teratur.

Gangguan ini lebih disebabkan penurunan berat badan daripada infeksi HIV itu sendiri.

BAGAIMANA HIV BISA MENULAR ?

Ternyata masih banyak masyarakat yang belum paham betul mengenai cara penularan HIV dari orang yang terinfeksi. Bagaimana dengan Anda?

Dalam program edukasi Garuda Indonesia Peduli Kanker Serviks dan HIV/AIDS di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, banyak peserta kuliah umum yang menjawab salah ketika ditanya seputar penularan HIV.

Mulanya konselor HIV/AIDS di Tanjungpinang, dr. Dwinita Vivianti, SpPD melemparkan pertanyaan mengenai cara penularan HIV.

Dalam presentasinya, dokter yang akrab disapa Vivi ini menunjukkan gambar dan menanyakan apakah HIV menular lewat gigitan nyamuk, lewat penggunaan toilet duduk, bertukar alat makan, atau bisa menular dengan hanya bersalaman?

"Nomor berapa yang benar? Yang mana yang bisa menularkan HIV?" tanya Vivi kepada peserta kuliah umum di Tanjungpinang.

Ternyata banyak yang salah menjawab. Padahal, dari semua gambar yang ditunjukkan Vivi, tak ada satu pun cara yang bisa menularkan HIV.

Vivi kemudian menjelaskan satu per satu bahwa HIV tak mungkin menular lewat nyamuk, karena virus itu hanya menyerang manusia.

HIV juga tidak bisa menular ketika menggunakan toilet duduk yang baru saja digunakan pasien HIV/AIDS, menggunakan alat makan yang sama, atau menular lewat keringat ketika bersalaman maupun berpelukan.

"Biasanya mereka agak takut HIV menular lewat ganti tempat makan. Padahal kan enggak bisa menular lewat tempat makan. Di luar negeri ada koki hotel HIV positif, dia tetap dipekerjakan," ungkap Vivi.

HIV hanya terdapat di darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Umumnya menular melalui hubungan seksual dan penggunaan napza suntik. Namun, ketika jumlah virus telah ditekan karena rutin konsumsi ARV, virus pun tak menular.

"Penularannya tidak mudah. Virus juga tidak bisa bertahan lama di luar tubuh," jelas Vivi.

Vivi mengatakan, kurangnya pengetahuan masyarakat ini membuat stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih tinggi, khusunya di daerah.

Edukasi HIV/AIDS harus terus dilakukan hingga ke daerah-daerah lain di Indonesia untuk menghapus stigma sekaligus menurunkan angka kejadian.

Vivi mengungkapkan, Kepulauan Riau pun menempati posisi ke-6 untuk jumlah pasien HIV/AIDS tertinggi di Indonesia tahun 2014.

Di Kepulauan Riau, kasus HIV/AIDS terbanyak terdapat di daerah Batam, kedua di Kabupaten Karimun, dan ketiga di Tanjungpinang.

"Kepulauan Riau ada di peringkat keenam dengan jumlah penduduk yang sedikit, menurut saya sudah lampu kuning ya. Harus segera diatasi dengan baik," kata Vivi.

SUMBER: https://bola.kompas.com/read/2011/10/31/14163938/kenali.gejala.hiv?page=all

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved