Diego Maradona Meninggal Dunia
Sosok Diego Maradona, Legenda Sepak Bola yang Dijuluki 'Si Tangan Tuhan', Ini Profil hingga Karirnya
Maradona meninggal karena serangan jantung setelah dua minggu keluar dari rumah sakit untuk menjalani perawatan karena pendarahan di otak.
Pada 1982, Diego Maradona mendarat di klub raksasa, Barcelona dengan rekor transfer 5 juta poundsterling, rekor pemain termahal dunia saat itu.
Performa Diego Maradona memang luar biasa.
Bahkan pada laga El Clasico 26 Juni 1983, dia mencetak gol yang ikut membawa Barcelona membantai 3-0 Real Madrid di kandangnya Stadion Santioago Bernabeu kala itu.
Atas sihir yang ia tontonkan selama laga bergengsi itu, Diego Maradona mendapat aplaus berdiri dari fans Real Madrid dan itu merupakan peristiwa pertama kali sebelum akhirnya terulang pada Ronaldinho dan Andres Iniesta.
Namun, kesalahan diet makanan, sakit hepatitis dan cedera hamper mematikan karier Diego Maradona setelah itu.
Belum lagi peristiwa chaos dalam final Copa del Rey 1984 melawan Bilbao dimana Diego Maradona tak mampu jaga emosi, memicu keributan pemain dan kericuhan di laga itu.
Akhirnya demi menjaga marwah klub dan tak ingin memiliki pemain yang melawan direksi, Barcelona melego Diego Maradona ke klub Italia, Napoli pada 1984.
Kilmaks dan Antiklimaks di Napoli
Tiba di kota Naples dengan rekor 6,9 juta poundsterling (lagi-lagi termahal kala itu), Diego Maradona dipuja bak sang juru selamat di sana dengan sambutan 75ribu fans di Stadion San Paolo.
Meski Napoli adalah tim menengah kala itu, ternyata kehadiran Maradona mampu mengerek klub berjuluk Partenopei tersebut ke papan atas Serie A Italia.
Diego Maradona pun diberi amanat sebagai kapten tim dan langsung menjadi idola dalam dan luar lapangan.
Selang dua musim, tepatnya pada 1986-87 akhrinya Diego Maradona mampu membuka tirai sejarah Napoli untuk meraih scudetto pertama kali.
Kemenangan klub asal wilayah Italia selatan itu sangatlah mengharukan terutama bagi masyarakatnya kala itu.
Ketimpangan ekonomi dan pembangunan antara Italia utara dan selatan memang sangat kentara dan kebetulan klub-klub asal Italia utara kala itu seperti Juventus, AC Milan atau Inter sedang mendominasi Serie A.
Maka, kemenangan Napoli diibaratkan sebuah kemenangan penuh pembuktian dari masyarakat Italia selatan.