Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mayjen TNI Dudung Abdurachman Tak Takut Dicopot Sebagai Pangdam Jaya: Dulu Saya Tukang Koran

Rupanya perjalanan hidup yang tak mudah-lah yang membuat Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak takut jika harus memulai semua dari nol

Editor: Finneke Wolajan
Youtube Kompas TV
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberi peringatan kepada FPI agar jangan merasa mewakili umat Islam, Kamis (19/11/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi Mayjen TNI Dudung Abdurachman mencobot baliho Habib Rizieq Shihab mendapat sorotan. Pangdam Jaya ini mengaku tak takut jika jabatannya dicopot.

Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak mundur selangkah pun atas aksinya mencopoti baliho Habib Rizieq.

Bahkan jika jabatannya sebagai Pangdam Jaya dicopot, Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengaku tetap tak tak peduli.

Menjadi  seorang Pangdam Jaya baginya, membuat ia sangat bersyukur.

Namun jika memang jabatannya dipertaruhkan, Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengaku tak masalah.

Rupanya perjalanan hidup yang tak mudah-lah yang membuat Mayjen TNI Dudung Abdurachman tak takut jika harus memulai semua dari nol.

tribunnews
TNI AD Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman (tangkap layar YouTube)

Bahkan dengan tak malu Mayjen TNI Dudung Abdurachman bercerita dulunya ia hanyalah seorang loper koran.

"Dulunya (saya) tukang koran.

Jadi kalau saya jadi Pangdam (sudah) bersyukur banget dan Bapak saya cuma PNS.

Jadi misalnya dicopot gara-gara ini, copot lah, saya nggak pernah takut, benar saya nggak takut," jelasnya di Makodam Jaya, Senin (23/11/2020).

Menurutnya, langkah tegasnya ini sudah sesuai dengan aturan yang ada.

Pihaknya hanya membantu pemerintah daerah untuk melakukan pencopotan terhadap spanduk, poster hingga baliho yang ilegal.

Sehingga bukan hanya baliho HRS saja melainkan baliho lainnya yang memang jelas ilegal.

TAHAN BANTING, Masa Kecil Mayjen TNI Dudung Abdurachman Rela Jadi Loper Koran Hingga Jual Klepon

Dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews.com pada Senin (23/11/2020), Dudung menceritakan perjalanan hidupnya.

Setelah ayahnya yang bekerja sebagai PNS golongan 2D wafat, kata Dudung, ia harus membantu ekonomi keluarga dengan menjadi loper koran dan mengantar klepon dan pastel sebelum berangkat ke sekolah saat SMA.

Sejak pukul 04.00 WIB, anak keenam dari delapan bersaudara itu telah bangun untuk mengambil sekira 270 koran dan majalah di Cikapundung Jawa Barat untuk diantar hingga pukul 08.00 WIB.

Selesai mengantar koran, ia pun mengantar kue dari warung ke warung, kantin, taman, SMP, bahkan Kodam.

Tak hanya itu, ia bahkan mencari kayu bakar untuk ibunya memasak di rumah dulu sebelum berangkat sekolah siang hari.

"Rumah saya itu di barak-barak.

Jadi asrama itu seperti barak, itu disekat-sekat, pakai bilik-bilik.

Atapnya itu tidak ada plafonnya.

Jadi langsung bolong.

Jadi kalau ngobrol dengan tetangga sebelah kedengeran itu.

Kalau ribut ya kedengeran dengan tetangga sebelah.

Antara keluarga dengan keluarga itu hanya pakai bilik, di situ," ungkap Dudung tenang.

tribunnews
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman ((YouTube/ Kompas TV))

Cita-citanya untuk masuk Institut Teknologi Bandung pun terpaksa harus gugur karena ketiadaan biaya.

Di sanalah ia memutuskan untuk masuk ke Akademi Militer karena gratis.

"Senang saya, makan gratis, dapat uang saku. 

Makanya selama pendidikan di akademi militer orang lain kurus-kurus, tertekan, saya gemuk sendiri.

Saya makan saja, hajar itu kan.

Orang nggak punya, lihat nasi, wah itu kan. 

Seperti itu. Malah gemuk," kata Dudung sambil tertawa.

Ketika ditanya apakah punya cita-cita menjadi Kepala Staf Angkatan Darat atau Panglima TNI sebagai mana prajurit pada umumnya, Dudung menjawab dengan rendah hati.

Cita-citanya hanya menjadi prajurit yang baik.

"Ya kalau saya bercita-cita itu saya mau menjadi prajurit yang baik saja.

Ke depan saya tidak pernah tahu akan seperti apa yang penting saya laksanakan tugas.

Saya bukan berarti setelah ini saya ingin.. Oh tidak ada, angan-angan seperti itu," kata Dudung.

Dudung merasa bersyukur atas pencapaiannya saat ini.

Ia pun tidak lantas melupakan perjuangan hidupnya selama ini.

Begitupun dalam kehidupannya di dunia militer.

Ia mengaku telah bertugas di Timor Timur selama tujuh tahun dan ditugaskan di Daerah Operasi Militer Aceh.

tribunnews
Potret Pangdam Jaya Meyjen Dudung Abdurachman (Kompas TV)

"Dalam hidup saya ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Harus ada perjuangan.

Yang ada di depanmu, yang ada di belakangmu, sekalipun yang ada di sekelilingmu itu tidak berarti apa-apa, dibanding dengan apa yang ada di dalam dirimu sendiri.

Makanya kita banyak-banyak berusaha," kata Dudung.

Lantas, ia pun teringat dengan pesan ibunya.

"Kalau kita ingin berhasil kata Ibu saya, yang penting pertama, kita mengerti tujuan hidup itu untuk di akhirat nanti.

Yang kedua kita mengasihi sesama manusia.

Berpikir positif saja, harus hati yang baik, pikiran baik, ucapannya baik, dan tindakannya baik, maka dijaga ucapan itu," kata Dudung.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pangdam Jaya Dudung Abdulrachman Tak Gentar Jabatannya DicopotKisah Mayjen TNI Dudung Abdurachman Saat Kecil, Antar Koran dan Cari Kayu Bakar Sebelum ke Sekolah

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved