Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

CPNS

Kisah CPNS Ditempatkan di Daerah Terpencil, Lewati Tujuh Sungai untuk Mengajar

Di bawah pohon kersen yang tumbuh depan Kantor BKPP Kabupaten Bolmong, Vadri Kalapati menyesap rokoknya, Senin (23/11/2020)

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Arthur Rompis
Kantor BKPP Bolmong 

Periode mengajar dimulai dan seribu satu kesulitan ia alami, menggodanya untuk menyerah. 
Dian harus menetap di sana. 

Baca juga: Selalu Jawab Jujur saat Ditangkap, Bocah 18 Tahun Ini Kecanduan Mencuri hingga Buat Polisi Kewalahan

Rumah tinggalnya milik seorang aparat desa. Air sulit, harus ditimba sejauh ratusan meter. 
Jangan berharap hiburan dari android. 

Daerah sinyal terdekat berjarak 5 kilometer.

Kontras dengan Lolak, daerah asal Dian yang panas membara, daerah itu dingin. 

Di malam hari, selimut kadang tak sanggup membendung hawa dingin. 

Baca juga: Terungkap Alasan Daniel Mananta Mundur dari Host Indonesian Idol: Lets Go, Indonesian Idol Cukup

Tapi Dian tetap setia pada cita - citanya. Berbagai pengalaman sulit itu membentuk karakternya jadi 
pendidik tangguh yang akan jadi sandaran hidup para siswanya. 

Ia menjelma bagai pohon yang meneduhi mereka dari teriknya sinar matahari ataupun hujan 
lebat. Sebut dia, SD tempatnya mengajar punya 30 siswa. 

Ia menjadi guru kelas tiga. "Jumlah muridnya hanya empat orang," kata dia. 

Ia mengaku mencurahkan semua ilmunya pada murid - muridnya. 

Dia ingin mengantar mereka ke gerbang pengetahuan masing - masing dan menggapai cita - cita.

"Saya mengajar mereka pengetahuan dan karakter. Mereka bak keluarga saya, siang saya mengajar, malam mereka datang ke rumah, ada yang nginap karena orang tua mereka pergi ke kebun selama berhari - hari," ujarnya. 

Dikepung seribu satu kesulitan, ia tak resah. Keresahannya muncul tatkala para siswanya tidak lagi kelihatan di kelas. 

Apalagi jika berembus kabar mereka akan berhenti sekolah dan mengikuti jejak orang tuanya sebagai petani. "Saya pasti ke rumah orang tua siswa dan membujuk mereka agar sekolah lagi," kata dia. 

Di masa Covid-19 ini, pembelajaran terhenti. Ia pun lagi hamil. "Saya rindu mereka," katanya masygul. 
Dia tak sabar untuk segera mengajar. 

Di usianya yang masih muda, di awal karirnya sebagai guru, Dian telah merintis sejarah untuk membebaskan anak - anak miskin di pedalaman dari putus sekolah. 

Segenap daya ia kerahkan untuk tujuan itu, seperti halnya Ibu Muslimah dan Laskar Pelangi dalam Novel best seller yang dikarang Andrea Hirata.  (art) 

Baca juga: Selalu Jawab Jujur saat Ditangkap, Bocah 18 Tahun Ini Kecanduan Mencuri hingga Buat Polisi Kewalahan

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved