Berita Internasional
Abdelmalek Droukdel Dibunuh Tentara Perancis, Al-Qaeda Cabang Afrika Utara Tunjuk Pemimpin Baru
Tampuk kepemimpinan organisasi teroris ini diemban Yazid Mubarak setelah kematian mantan pemimpinnya, Abdelmalek Droukdel.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Yazid Mubarak alias Abu Ubaida Yusuf Al Annabi didaulat sebagai pemimpin baru Al-Qaeda cabang Afrika Utara.
Tampuk kepemimpinan organisasi teroris ini diemban Yazid Mubarak setelah kematian mantan pemimpinnya, Abdelmalek Droukdel.
Penunjukan Mubarak sebagai pemimpin baru Al-Qaeda cabang Afrika Utara tersebut diumumkan memalui sebuah video yang dirilis pada Sabtu (21/11/2020).
Menurut SITE Intelligence Group yang berbasis di Washington, Al-Qaeda Afrika Utara, yang dikenal dengan AQIM, juga menunjukkan jenazah Droukdel untuk pertama kalinya.
SITE Intelligence Group sendiri merupakan pemantau situs-situs ekstremis sebagaimana dilansir dari The National, Senin (23/11/2020).
Droukdel dibunuh di Mali oleh tentara Perancis yang telah memburunya di wilayah sub-Sahara selama bertahun-tahun.
AQIM juga mengkonfirmasi kematian misionaris Swiss Beatrice Stockly, yang ditangkap pada Januari 2016 di kota Timbuktu, Mali bagian utara.
Kelompok tersebut mengatakan kematian Stockly merupakan kegagalan Perancis dalam upaya menyelamatkannya.
AQIM juga menganggap pemerintah Swiss bertanggung jawab atas kematian Stockly karena terlalu menunda tuntutan pembebasan yang diajukan oleh kelompok tersebut.
Al-Qaeda cabang Afrika Utara telah menghasilkan jutaan dolar AS dari penculikan orang asing lalu meminta tebusan selama bertahun-tahun.
Kelompok tersebut juga membuat sebagian besar wilayah Afrika Barat menjadi wilayah yang berbahaya untuk diakses oleh kelompok pemberi bantuan.
Direktur SITE, Rita Katz, mengatakan bahwa penunjukan Mubarak sebagai pemimpin baru AQIM tidaklah mengherankan.
Pasalnya, Mubarak tampil dalam propaganda kelompok tersebut selama beberapa tahun terakhir dan terlibat dalam operasi intinya.
Mubarak adalah seorang ideolog utama dalam jaringan global Al-Qaeda, dan telah masuk dalam daftar hitam teroris internasional AS sejak September 2015, menurut Proyek Kontra Ekstremisme.
Menurut The National, Mubarak merupakan pria asal Aljazair.