Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Hari Ini

Sejarah Hari Ini, Gunung Merapi Meletus Pada 22 November 1994, Lava Panas Menewaskan 64 Orang

Namun karena aliran penuh material, luncuran awan piroklastika atau wedhus gembel (awan panas) berbelok ke hulu Kali Boyong.

(DOK | DEDI H PURWADI)
Letusan Merapi, Selasa 22 November 1994 diabadikan dari Pos Plawangan, Kaliurang, Sleman 

Pada detik-detik kejadian itu, Panut sedang menerima telepon dari kerabat tetangganya di Jakarta.

Ia dalam posisi lepas kerja, di rumahnya di Kaliurang. 

Pos Plawangan terletak di puncak bukit Kaliurang.

Baca juga: Info BMKG: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Minggu 22 November 2020: Wilayah Ini Berpotensi Hujan Petir

Waktu kejadian hanya dijaga Sugiyoto, yang menunggu kedatangan partner kerja satu shift.

Panut sehari sebelumnya lepas piket.

Sore 21 November 1994, ia tak melihat gejala gunung itu bakal meletus.

Tapi cuaca lebih cerah. Bahkan hawa terasa sangat gerah di Kaliurang.

Rupanya, saat Panut menerima telepon dari kerabat tetangganya di Jakarta.

Sugiyoto juga meneleponnya.

Kelak diketahui, Sugiyoto hendak mengabarkan Merapi meletus.

Awan panas meluncur bergulung-gulung ke barat daya .

“Selesai menerima telepon itu, saya mendengar suara gemuruh dari arah puncak Merapi. Wah, meletus, pikir saya,” kata Panut di kediamannya di Kaliurang, Sabtu (21/11/2020).

“Saya langsung lari pontang-panting menuju Tlogo Nirmolo,” sambung petugas pengamat Merapi sejak 1975 ini.

“Belum ada motor waktu itu. Lari sekitar 1,5 kilometer dari rumah ini ke Tlogo Nirmolo. Saya bilang ke petugas penjaga loket, Merapi meletus, berjaga-jaga, dan jangan izinkan siapapun naik ke Plawangan,” ungkap Panut yang diangkat jadi PNS sejak 1981.

Tlogo Nirmolo waktu itu pusat rekreasi yang ramai dikunjungi pelancong.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved