Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pilu

Kisah Pilu Gonzalez kecil, Bocah 4 Tahun Ingin Jadi Malaikat, Ibu & Ayahnya Meninggal karena Corona

Raiden Gonzalez kecil pertama kehilangan ayahnya, Adan (33 tahun), pada Juni karena Covid-19, sebelum ibunya Mariah, juga menininggal karena Covid.

Editor:
istimewa
Adan (33 tahun) dan Mariah Gonzales (29 tahun) meninggal dalam waktu 100 hari karena virus corona. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah pilu seorang bocah yang berusia 4 tahun.

Bocah yang bernama Raiden Gonzalez tersebut terpaksa harus kehilangan ayah dan ibunya karena virus corona atau Covid-19.

Menurut informasi yang ada, hanya dalam 100 hari, Gonzalez ditinggalkan kedua orangtuanya.

Meski demikian, bocah itu malah mengatakan bahwa "dia ingin menjadi malaikat".

Raiden Gonzalez kecil pertama kehilangan ayahnya, Adan (33 tahun), pada Juni karena Covid-19, sebelum ibunya yang berusia 29 tahun, Mariah, juga meninggal karena virus tersebut pada Oktober.

Ilustrasi anak baru lahir dan ibu
Ilustrasi anak baru lahir dan ibu (IST)

Kemudian dalam persiapan ulang tahun Gonzalez ke-5 pada 28 November 2020 mendatang, anak laki-laki itu mengatakan kepada bibi buyutnya bahwa ingin menjadi malaikat bersama dengan orangtuanya.

Berbicara kepada CNN di AS, bibi buyutnya, Margie Bryant, yang dengan penuh kasih dan yang ia juga panggil nenek, mengatakan Raiden akan "memberitahumu, 'Covid mengambil ayahku'."

Margie pergi ke Antonia, Texas, di mana bocah itu tinggal, segera setelah dia mendengar berita kematian ayah anak itu dan dialah yang menyampaikan berita kematian ibunya kepada anak itu.

Bryant berkata, "Dan sedih mendengar dia mengatakan itu, tapi dia berkata, 'Ayahku adalah malaikat di langit, dia ada di awan,' dan begitulah cara dia mencatatnya dalam pikirannya setiap kali orang bertanya kepadanya.”

Bryant menambahkan, “Dia sangat pintar. Dia memiliki tawa paling menular."

"Hati saya hancur menjadi orang yang menyampaikan berita ini kepadanya tentang ibunya, Mariah," kata Bryant seperti yang dilansir dari Mirror pada Rabu (18/11/2020).

“Aku mengatakan kepadanya, 'Alasan kamu tidak melihat Mommy dalam beberapa hari terakhir adalah karena Mommy benar-benar sakit, dan Mommy adalah malaikat di langit sekarang'."

Kemudian, dia tidak bisa dihibur, setelah itu.

“Dia berkata kepada saya, 'Saya ingin menjadi malaikat di awan bersama Ibu dan Ayah saya'," ungkap Bryant menirukan perkataan anak laki-laki berusia 4 tahun itu yang kehilangn orangtuanya.

“Tetapi saya berkata, 'Tidak, kita bahkan tidak ingin membicarakan itu, karena ketahuilah bahwa mereka ada di mana-mana, mereka mengawasimu'," ucapnya kepada Gonzalez kecil.

Keluarga anak itu berusaha mengadakan parade bertema dinosaurus pada Kamis, 28 November, untuk merayakan ulang tahun kelima bocah itu.

Dinas pemadam kebakaran setempat, penghibur Batman, klub truk monster, klub sepeda motor dan klub mobil klasik semuanya akan berpartisipasi.

Banyak yang Senasib dengan Gonzalez

DDY, seorang dokter di Sampang, Jawa Timur, meninggal dunia karena Covid-19, Senin (15/6/2020).

Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sampang, Juwardi mengatakan, sebelum meninggal dan saat dirujuk ke Surabaya, DDY sempat membagikan catatan kepada sejawatnya.

Di antaranya kepada Agus Suryantono, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sampang. Catatan itu kemudian menjadi pesan berantai.

"Ini adalah realitas yang kita hadapi. Kita tidak meminta dipuja, kita tidak meminta disanjung Kalau memang anda harus keluar rumah karena pekerjaan dan perputaran ekonomi, Insya Allah kita akan memahami tapi jangan curigai kami mengada-ada dengan penyakit ini karena kita tidak akan tau penyakit ini mengenai siapa dan dimana".

Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil.
Petugas kesehatan dari layanan tanggap darurat medis membawa Eladio Lopes Brasil (79), yang terinfeksi virus corona baru, dengan tandu yang akan dipindahkan dengan kapal ambulans dari komunitas Portel ke rumah sakit di Breves, di pulau Marajo, negara bagian Para, Brasil, pada 25 Mei 2020. Layanan kapal ambulan memungkinkan pasien COVID-19 yang kritis dipindahkan di daerah yang sangat terpencil yang dikelilingi oleh air di Brasil. ((TARSO SARRAF / AFP))

Menurut Agus, pesan itu menjadi peringatan bahwa tenaga medis dalam menangani Covid-19 tidak membutuhkan pujian dan sanjungan.

Tenaga medis rela mengorbankan hidupnya demi menangani corona.

Selain itu, pesan dokter DDY mengingatkan bahwa corona nyata adanya, bukan mengada-ada karena korbannya keluarga dokter sendiri.

"Pesan lainnya dari dr D bahwa corona bukan rekayasa. Jadi, kita semua diajak agar selalu waspada agar tidak seperti nasib dr D," ungkap Agus Suryantono.

Tiga hari sebelum DDY meninggal, ibu kandung DDY meninggal dunia karena diserang Covid-19.

Sebelum kematian ibu kandungnya, ayah kandung DDY yang merupakan perawat senior di RSUD Sampang, juga meninggal dunia, Minggu (7/6/2020).

Sehingga, DDY, ibu kandung dan ayahnya, semua meninggal karena positif Covid-19.

EL, istri almarhum DDY, bersama dengan anak semata wayangnya yang masih berusia 1 tahun, tengah menjalani isolasi di RSUD Sampang, juga karena terkonfirmasi positif Covid-19.

(Kompas.com/ Shintaloka Pradita Sicca/Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocah 4 Tahun Ini Ingin jadi Malaikat Setelah dalam 100 Hari Kedua Orangtuanya Meninggal karena Covid-19 " https://www.kompas.com/global/read/2020/11/21/230912670/bocah-4-tahun-ini-ingin-jadi-malaikat-setelah-dalam-100-hari-kedua

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved