Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

OPINI - Gerak Sigap TNI dan ''Arab Spring''

Respon TNI terhadap gelagat memecah persatuan bangsa layak diapresiasi. Nampaknya setelah kecolongan di bandara Soetta

Editor: Aswin_Lumintang
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Penertiban/Pencopotan Spanduk/Baliho Tak Berizin. Dilakukan oleh Prajurit TNI saat patroli keamanan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020). Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. 

Supriyanto Martosuwito.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Respon TNI terhadap gelagat memecah persatuan bangsa layak diapresiasi. Nampaknya setelah kecolongan di bandara Soetta, kini TNI - khususnya Pangdam Jaya - tak mau dipermalukan lagi. Atau Pangdam akan hilang jabatan seperti Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar.

Potongan video iring-iringan kendaraan TNI yang berhenti di Jalan Ks Tubun yang dekat dengan markas FPI.
Potongan video iring-iringan kendaraan TNI yang berhenti di Jalan Ks Tubun yang dekat dengan markas FPI. (Istimewa)

Saya kira intelejen sudah mencium gelagat yang lebih masif. Bahwa "refolusi akhlak" yang didengungkan itu hanya kedok untuk merebut kekuasaan.

Patut dicurigai bahwa ada banyak elite lokal yang menumpang isu itu. Khususnya kubu Cendana dan pengusaha dan dan mantan penguasa yang diuntungkan oleh rezim sebelumnya. Akumulasi kekecewaan karena tidak kebagian posisi - kehilangan jabatan dan pengungkapan berbagai kasus yang melibatkan mereka. Juga pundi pundi dari bisnis gaya mafia yang hilang.

WAJAH WAJAH yang hadir dalam acara Maulid Nabi dan resepsi pernikahan di Petambuaran - Jakarta Pusat, beberapa hari lalu - menunjukkan siapa saja yang menyuntik energi sang Imam cabul itu hingga punya nyali lebih. Karena backing-nya kuat dan massanya militan.

Afif Fuad Saidi, sorang kolumnis di media Islam moderat Cyber Waroom PP GP Ansor, menandai bahwa tanda tanda "Arab Spring" sudah nampak di sini. Dia menyebut tiga cirinya.

"Arab Spirng" adalah gelombang musim semi politik di jazirah Arab yang awalnya menjatuhan rezim korup di Tunisia namun pada akhirnya merembet dan meluluh lantakkan negara. Dimulai dari Tunisia, Libya, Yaman dan Suriah.

Target berikutnya adalah Indonesia. Dan kini tengah diupayakan.

Negara negara muslim di Timur Tengah itu sudah hancur luluh dan jadi negara gagal akibat gerakan propaganda kaum radikalis yang mengatasnamakan revolusi.

Penjaja revolusi menjanjikan seribu janji manis, khilafah Islam, keadilan, perdamaian, kesejahteraan. Surga. Namun yang terjadi kebalikannya, perang sipil berkobar, sling bunuh sesama, negara hancur dan menyiskan penyesalan. Neraka dunia.

Gerakan yang dimotori oleh kelompok ‘radikal’ tersebut, sudah nampak di sini. Sudah siaga.

Mereka akan melakukan apa yang dilakukan oleh idola mereka di jazirah Arab sana untuk menghancurkan negeri. Massa pendukung mereka adalah orang orang yang kalah - gagal dalam hidup - kurang pendidikan dan korban hasutan politik berkedok agama.

Mimpi khilafah Islamiyah di Suriah, Irak, dan Libya menyebabkan gelombang pengungsian ke Eropa.

Ikhwanul Muslimin yang memenangkan pemilu di Mesir dan Tunisia harus kecewa karena negara-negara tersebut luluh-lantah akibat kekacauan.

Dan kini mencuci otak generasi muda di sini melalui dakwah tarbiyah PKS. Hampir semua kebiajakan pemerintah ditentang PKS. Meniru Mesir.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved