Penanganan Covid
Sebanyak 107 Juta Orang di Indonesia Bakal Divaksin Covid-19
Menurut Terawan, vaksinasi tersebut nantinya akan dibagi ke dalam dua skema yakni vaksin program dan vaksin mandiri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Joko Widodo mengatakan vaksin Covid-19 akan tiba di Indonesia pada akhir November 2020.
Namun demikian, Jokowi mengatakan, vaksin tidak bisa langsung disuntikkan ke masyarakat.
"Vaksin datang itu kurang lebih nanti di akhir November. Tetap kita hati-hati, tetap harus melewati tahapan-tahapan di BPOM," ujar Jokowi menjawab pertanyaan Rosiana Silalahi dalam tayangan wawancara khusus dengan Presiden RI bertajuk "Jokowi Dikepung Kritik" di Kompas TV, Senin (16/11/2020) malam.
Baca juga: Sosok Bona Ventura, Pelapor Stafsus BUMN Arya Sinulingga di 27 Polda dan Mabes Polri, Relawan Jokowi
"Jumlahnya saya tidak berbicara. Setelah datang harus melalui lagi tahapan di BPOM Waktunya kurang lebih tiga pekan hingga sebulan," lanjutnya.
Sehingga, Jokowi memperkirakan vaksin Covid-19 siap disuntikkan kepada masyarakat sekitar akhir 2020 atau awal 2021.
Jokowi tidak menyebut secara spesifik merek vaksin yang akan tiba di Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin, antara lain Sinovac dan Sinopharm asal China.
Dengan Sinovac, Indonesia telah bekerja sama untuk melakukan uji klinis tahap ketiga yang dilakukan terhadap 1.620 relawan di Bandung.
Komisi IX DPR RI menggelar rapat kerja bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa (17/11/2020).
Dalam rapat itu, Terawan menyebut 107 juta orang Indonesia akan divaksin Covid-19.
Nantinya tiap orang akan mendapatkan vaksin atau divaksin sebanyak dua kali.
"Total sasaran 107 juta orang dengan total dosis 246.575.051 dosis. Ini dua dosis per orang dengan menambahkan wastage rate 15 persen," ujar Terawan, di ruang rapat Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Menurut Terawan, vaksinasi tersebut nantinya akan dibagi ke dalam dua skema yakni vaksin program dan vaksin mandiri.
Adapun vaksin program akan diberikan kepada tiga kelompok yakni tenaga kesehatan, pelayanan publik, serta peserta BPJS PBI.
Sasaran dalam vaksin program mencapai 32.158.276 orang dan membutuhkan 73.964.035 dosis vaksin Covid-19.
"Sesuai petunjuk WHO, indikatif rate global untuk vaksin maka wastage ratenya sekitar 15 persen," kata dia.
Sementara vaksin mandiri akan diterima oleh kelompok penerima masyarakat dan kelompok ekonomi lainnya.
Sasaran dalam vaksin mandiri mencapai 75.048.268 juta orang dan diperkirakan membutuhkan150.096.536 juta dosis vaksin Covid-19.
Dengan tambahan wastage rate sebesar 15 persen, Terawan mengatakan jumlah tersebut menjadi 172.661.016 juta dosis.
"Dalam wastage rate, termasuk indeks pemakaian, vaksin sisa tidak terpakai, rusak, hilang ini bisa dimanfaatkan sebagai buffer stock atau bila tidak kemungkinan kurang atau kebutuhan emergency," jelasnya.
Baca juga: Sosok Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Si Pembongkar Kasus Dugaan Chat Mesum Habib Rizieq
Lebih lanjut, Terawan menegaskan vaksinasi Covid-19 di Indonesia ditargetkan kepada 67 persen dari 167 juta penduduk dengan mempertimbangkan ketersediaan vaksin dan peruntukannya.
"Vaksin Covid-19 sampai saat ini diperuntukkan bagi sasaran umur 18-59 tahun dan sehat, antara lain tanpa komorbid, (bukan) ibu hamil, dan yang sudah terinfeksi Covid-19, sesuai rekomendasi ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)," pungkasnya.
800 Ribu Anak di Indonesia Meninggal karena Pneumonia
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi pneumonia pada balita tinggi yaitu 4,5 per 100 balita.
Hal ini berarti, 4, 5 dari 100 balita, menderita Pneumonia. Sementara Berdasarkan laporan WHO tahun 2017 15% dari kematian anak dibawah 5 tahun atau 5,5 juta disebabkan pnemonia dan berdasarkan sampel sistem registrasi Balitbangkes tahun 2016 jumlah lebih dari 800.000 anak di Indonesia.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan, pentingnya penanggulangan kematian pneumonia pada anak.
"800.000 anak Indonesia meninggal dunia akibat pneumonia, yang berdasarkan sampel sistem registrasi Balitbangkes 2016," ujar Terawan dalam acara yang digelar secara virtual, beberapa waktu lalu.
Pemerintah, ujar dia berupaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada balita dengan pnemonia, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam deteksi dini dan perluasan imunusiasi Pneumococcus Conjugated Vaccine (PCV) secara bertahap.
Sementara itu Menteri KPPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati menambahkan bahwa sumber daya paling berharga bagi suatu negara adalah SDMnya.
Baca juga: Daftar Mutasi 8 Kapolda, Termasuk Irjen Nana Sudjana dan Irjen Rudy Sufahriadi yang Dicopot
"Tidak ada negara maju tanpa SDM berkualitas maka investasi terbesar kita 79,5 juta anak Indonesia, untuk itu pentingnya pemenuhan hak anak saat ini demi kualitas sdm masa depan'' jelas Bintang.
Penyakit Pneumonia merupakan radang paru yang diakibatkan bakteri, virus dan jamur yang ada dimana-mana sehingga menyebabkan demam, pilek, batuk, sesak napas dan ketika kekebalan bayi dan balita rendah maka fungsi paru terganggu sedangkan tingkat kekebalan bayi dan balita rendah disebabkan karena asap rokok, asap/debu didalam rumah merusak saluran napas, ASI sedikit/hanya sebentar, gizi kurang, imunisasi tidak lengkap, berat lahir rendah, penyakit kronik dan lainnya.
Pneumonia merupakan penyebab kematian pertama pada bayi dan balita di Indonesia.
Kematian akibat pneumonia pada balita dapat dicegah dan diobati, Pemerintah dan masyarakat harus bekerja bersama agar anak Indonesia bebas dari pneumonia.
Keluarga berperan yang besar dalam kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatannya termasuk STOP Pneumonia dengan cara;
1) ASI eksklusif 6 bulan, menyusui ditambah MPASI selama 2 tahun,
2) Menuntaskan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) untuk anak,
3) obati ke Fasilitas Kesehatan jika anak sakit,
4) Pastikan kecukupan gizi seimbang pada anak,
5) Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat serta
6) Manfaatkan buku KIA untuk mendapatkan informasi kesehatan anak.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menkes Terawan Sebut 107 Juta Orang di Indonesia Bakal Divaksin Covid-19
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/menteri-kesehatan-menkes-ri-terawan-agus-putrant-kondisi-terkini-2-wni-terinfeksi-virus-corona.jpg)