Penanganan Covid
Kabar Terbaru Uji Klinis Vaksin Covid Sinovac , Sementara 1.620 Relawan Tidak Ada yang Sakit Berat
Seperti yang diketahui Vaksin menjadi satu-satunya cara agar dapan menghentikan penyebaran Covid-19.
Kadarnya cukup tinggi, antara 27 - 63 persen. Sementara yang dibutuhkan untuk melawan virus Covid-19 hanya sekitar 10 persen saja.
"Jadi badan obat di negara-negara tersebutmenyatakan bahwa vaksin (Sinovac) pada uji klinik fase II aman dan tampaknya efektif," kata dia.
Vaksin Akan Diprioritaskan Untuk Usia 18 - 59 Tahun
Prof Soedjatmiko menyebut kelompok usia 18 - 59 tahun menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19Sinovac.
Ada beberapa pertimbangan kelompok usia ini diprioritaskan untuk menerima vaksin.
Pertama, orang-orang yang berisiko menularkan atau ditularkan Corona, adalah orang-orang yangaktivitasnya tinggi.
Usia 18 - 59 tahun merupakan usia produktif yang memiliki aktivitas atau keseharianyang memang memerlukan mobilitas tinggi.
"Apakah mereka yang bersekolah, apakah bekerja, yangberada di usia produktif, sehingga itu yang mendapat prioritas. Dan itu ternyata di Indonesia demikianjuga," kata Prof Soedjatmiko.
Data yang diperoleh Prof Soedjatmiko dari Penanggulangan Covid-19 Indonesia, yang berumur antara 31 - 45 tahun itu yang meninggal karena Covid-19 hanya 13 persen.
Di atas 46 tahun sampai di atas 60tahun, itu hampir 71 persen yang meninggal.
Artinya bahwa memang usia-usia produktif itulah yangberpotensi sakit, meninggal, dan menularkan.
Sedangkan yang di bawah 18 tahun itu jumlah yangterinfeksi atau meninggal dunia sangat kecil sekali.
Hal demikian juga dialami oleh berbagai negara. Atas dasar itu, uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac fase I sudah dibatasi antara umur 18 - 59 tahun.
Berkaca dari batas usia itu, uji klinis yang dilakukan pada usia-usia tersebut berarti aman dan efektif. "Sehingga nanti tingkat imunisasi pada kelompok usia itu," kata dia.
Dijelaskan, dua pertimbangan usia di bawah 18 tahun dan 60 tahun ke atas tidak menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.