Pilkada Serentak 2020
Pengamat: Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2020 Bisa Hanya 40 %, Beda dengan Korsel dan AS
Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggara Pemilu dan Badan Pengawas Pemilu harus lebih giat lagi melakukan sosialisasi
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum selaku penyelenggara Pemilu dan Badan Pengawas Pemilu harus lebih giat lagi melakukan sosialisasi pemilihan di masa pandemi Covid-19, jika menginginkan partisipasi pemilih optimal nanti.

tidak, Partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2020 secara nasional dinilai akan sangat rendah jika kesadaran masyarakat tidak dibangkitkan.
Hal itu diungkapkan pengamat politik sekaligus Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow.
"Saya memprediksi angka partisipasi tidak lebih dari 50 persen, kalau kita tidak melakukan treatment untuk membangkitkan kesadaran pemilih untuk datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara)," ungkapnya saat menjadi narasumber dalam program Panggung Demokrasi Tribunnews.com, Rabu (11/11/2020).
Jeirry mengungkapkan sejumlah surveI menunjukkan orang yang memutuskan untuk datang ke TPS tidak lebih dari 40 persen.
Baca juga: Wagub DKI: Massa di Petamburan Akan Munculkan Kluster Corona, Kita Lihat Pekan Depan
Angka ini, kata Jeirry, relatif sama dengan negara yang mengalami problem partisipasi pemilih dalam pemilu yang diselenggarakan di masa pandemi.
Seperti yang terjadi Prancis dan Iran.
"Kalau tidak ada treatment yang sungguh-sungguh terkait bagaimana membangkitkan optimisme pemilih, angka 40 persen bisa saja menjadi angka partisipasi nasional."
"Mungkin di daerah bisa lebih tinggi, tapi bisa jadi angka rata-rata nasional di angka itu," ungkapnya.
Meski demikian, Jeirry menyebut ada contoh negara yang memiliki partisipasi pemilih tinggi meski pemilu diselenggarakan di masa pandemi.
Baca juga: Mendagri Meresmikan Gerakan 5 Juta Masker di Kepri, JIK: Komitmen Pemerintah Wujudkan Pilkada Sehat
"Kita baru menikmati dan melihat pemilu Amerika dengan jumlah pemilih yang sangat besar bahkan merupakan partisipasi tertinggi dalam sejarah pemilu Amerika."
"Tidak sama memang di satu negara dengan negara yang lain," ungkapnya.
Selain Amerika, Korea Selatan juga mencatatkan angka partisipan yang tinggi.
"Korea selatan yang melaksanakan pilkada di bulan Maret, dan angka partisipasinya merupakan yang tertinggi."