Pangan Sulut
BBPOM Manado Kawal UMKM Pangan Sulut Bisa Ekspor, Sandra: Urus Izin Edar Tidak Mahal dan Mudah
Dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BPOM melakukan pendampingan ke pelaku UMKM pangan olahan sehingga bisa mendapatkan Izin Edar.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado berkomitmen pelaku UMKM bidang pangan olahan bisa masuk pasar ekspor.
Wujud komitmen itu, BPOM Manado mendampingi pelaku UMKM sehingga bisa memiliki izin edar.
Kepala BPOM Manado, Dra Sandra MP Linthin Apt MKes mengatakan, agar bisa naik kelas, UMKM pangan olahan wajib memiliki Izin Edar.
BPOM Manado siap mendampingi UMKM sejak proses awal hingga bisa mendapatkan Izin Edar. Katanya, selama ini banyak UMKM pangan olahan yang enggan mengurus Izin Edar.
"Selain memang tidak tahu, kurangnya daya jangkauan kami, ada juga yang memang enggan," kata Sandra dalamFGD Pendampingan dan Pembinaan UMKM Pangan Olahan Unggulan Spesifik Daerah Go Export di Rumah Alam Manado, Kamis (12/11/2020).
Dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BPOM melakukan pendampingan ke pelaku UMKM pangan olahan sehingga bisa mendapatkan Izin Edar.
"Sejauh ada, sejak September hingga saat ini sudah ada 20-an UMKM yang mendapatkan Izin Edar," kata Sandra.
Dijelaskan, pengurusan Izin Edar tidak sulit. Pemilik usaha perlu menyiapkan sarana produksi yang memenuhi syarat.
Jika sarana telah dinyatakan siap oleh BPOM, pelaku UMKM bisa mengajukan permohonan Izin Edar.
"Mengurus Izin Edar tidak mahal dan mudah. Kalau dokumen lengkap, bisa lima hari kerja paling lambat. Kemarin dua hari bisa," katanya.
Dikatakan, saat ini BPOM memberi kemudahan berupa gratis biaya uji laboratorium dan diskon pendaftaran Izin Edar.
"Itu wujud komitmen kami agar UMKM pangan olahan bisa meningkatkan kualitasnya," katanya.
Adapun produk yang didorong sehingga bisa dieskpor ialah penganan khas Bumi Nyiur Melambai.
Misalnya, sambal Roa, abon Cakalang, olahan Pisang Goroho, Kopi dan selai nanas. "Kami mau sampaikan bahwa ekspor itu mudah, asalkan menjaga kualitas dan mutu, kemasannya bagus dan kontiunitas. Ketika ada permintaan, harus tersedia," jelas Sandra.
Sementara, Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPP BC) Manado, M Anshar menegaskan, untuk menjadi eksportir itu tidak sulit.
BC Manado berkomitmen membantu pelaku usaha yang mau produknya diekspor.
"Kami melayani tujuh hari seminggu," katanya.
Melalui Program Klinik Ekspor, BC Manado mendorong agar semakin banyak pelaku usaha--termasuk UMKM-- yang mengirim beragam komoditas asal Sulut ke luar negeri.
"Silahkan datang ke kantor Bea Cukai Manado, kami siap fasilitasi, bantu bapak ibu bagaimana sehingga bisa ekspor," kata Anshar.
Ia bilang, beberapa waktu lalu BC Manado menggelar kelas ekspor bagi pelaku UMKM bidang perikanan dan berhasil. Beberapa di antaranya telah mengekspor produk ke Jepang.
Wakil Ketua Kadin Sulut Bidang UMKM, Ivanry Matu menambahkan, selain kualitas dan mutu, pelaku usaha perlu memberi perhatian pada kemasan.
Selama ini, kata Ivanry, produk dari Sulut masih kalah di sisi pengemasan. Padahal, hal itu penting ketika sebuah produk mau diekspor.
"Memang perlu peningkatan sumber daya dan kapasitas. Kadin mendorong agar ada Satgas UMKM Sulut yang tugasnya menyiapkan pelaku usaha sehingga bisa naik kelas," kata dia.
FGD yang berlangsung 11-12 November 2020 melibatkan perwakilan pelaku UMKM dari delapan kabupaten kota di Sulut serta perwakilan instansi terkait. Mulai dari Disperindag, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Pariwisata Provinsi dan kabupaten kota, Kadin serta Bea Cukai. (ndo)
Baca juga: Pembangunan Tracking Mangrove Tabilaa Masuk Tahap Akhir, Dewi: Kita Targetkan Desember Selesai
Baca juga: KRONOLOGI 3 Nelayan Tewas saat Mencari Ikan di Pantai Tanjung Pasir Tangerang, Tersangkut Jaring
Baca juga: Habib Rizieq Minta Pemeritah Jangan Main Tangkap, Buka Pintu Dialog: Siapa yang Kuat Argumentasi