Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Ayah Nasional

15 Puisi Mengharukan Tentang Ayah, Cocok Diupdate di Medsos di Hari Ayah Nasional 12 November ini 

Agar berbeda, Anda bisa mengirim ucapan selamat Hari Ayah dalam bentuk puisi bertema ayah.

Editor: Indry Panigoro
dok.istimewa via kompas.com
ilustrasi anak sujud pada ayah 

Ayah…
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta tlah kau berikan
Beribu kasih tlah kau berikan
Hanya untuk anak mu

Ayah…
Kau ajarkan ku tentang kebaikan
Kau tunjukanku tentang arti cinta
Kau jelaskanku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang

Ayah…
Betapa mulianya hati mu
Kau korbankan segalanya demi anak mu
Kau banting tulang hanya untuk anak mu

Kini ku berjanji tuk semua kerja keras hanya untuk mu
Ku berjanji tuk semua kasih sayang mu
Dan ku berjanji untuk ketulusan hati mu
Bahwa aku akan selalu menjaga mu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidup ku
Terimakasih ayah untuk semua kasih sayang mu

(Oleh Clara)

3. Untukmu Ayahku

Di keheningan malam..
Datang secercah harapan…
Untuk menyambut jiwamu datang…
Sebercik harapan agar kau kembali pulang..
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan…
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata…
Tapi apalah daya..
Semua harapan hilanglah sirna..
Karena kau telah tiada..
Ayahku tercinta..

4. Hilang Piluku

Seandainya..
Matahari itu adalah rasa intimku dengan Ayah
Aku tak tahu bagaimana menghadirkan kembali matahari itu
Satu-satunya matahari yang terbit kemarin
Telah ditelan gerhana berkepanjangan

Apakah ini cemburu?
Entahlah.. Aku tak tahu
Aku hanya merasakan rasa memilikiku terusik oleh seseorang
Yang seharusnya tak boleh mengganggu keintimanku dengan Ayah

Tapi.. Aku tak bisa mencegahnya
Sorot langkahnya begitu yakin untuk mengambil Ayahku dari pelukanku
Jika memang aku harus membiarkanmu hilang
Tak apa..
Piluku kini mungkin akan sirna nanti..

5. Saat-saat Bersama Ayah

Waktu berjalan begitu cepat
Menikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama Ayah
Bermain dengan puisi biru saat aku beku
Hilang kosong di tangan, raib..

Seandainya waktu sedikit tahu
Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi Ayah
Aku tidak akan kehilangan seperti ini
Seperti puisi kehilangan baris

Kenangan begitu banyak berputar di otakku
Saat bermain hujan saat memancing
Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan
Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved