Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sekolah Dibuka

Nadiem Makarim Sebut Belajar Online tak Permanen, Lalu Kapan Sekolah Dibuka?

Menurutnya PJJ digelar bukan karena pihaknya menginginkan PJJ, melainkan dorongan atas kondisi yang ada yakni merebaknya pandemi Covid-19.

Editor: Indry Panigoro
Warta Kota/henry lopulalan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat kerja tersebut membahas sistem zonasi dan Ujian Nasional (UN) tahun 2020, serta persiapan pelaksanaan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendsikbud) Nadiem Makarim mengatakan segera membuka kembali sekolah tatap muka.

Ia tak berencana membuat permanen sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ sebab meyakini sekolah tatap muka lebih efektif daripada PJJ.

"Saya rasa yang sudah pasti luring itu tidak akan bisa digantikan ya. Pada saat pandemi ini sudah berlalu Insya Allah kita semua akan balik pada sekolah tatap muka. Karena kita sadar bahwa sekolah tatap muka itu jauh lebih efektif dan lebih ideal dari pada jarak jauh ya," katanya dalam acara Indonesia Bicara yang disiarkan melalui kanal Youtube Media Indonesia yang dikutip Merdeka.com, Kamis (5/11/2020).

Nadiem mengakui kerap bingung jika mendapatkan pertanyaan mengenai alasan penyelenggaraan PJJ.

Menurutnya PJJ digelar bukan karena pihaknya menginginkan PJJ, melainkan dorongan atas kondisi yang ada yakni merebaknya pandemi Covid-19.

Baca juga: Ketika PLN Mengajak Anak-anak di TPA Sumompo Manado Bermain dan Belajar Bersama Komik Si Lintar

"PJJ ini dilaksanakan bukan karena kita menginginkan PJJ, PJJ ini dilaksanakan karena kalau kita tidak menutup sekolah di awal pandemi ini bisa bayangkan enggak apa yang akan terjadi? Dengan sekarang saja sudah pandemi ini sudah melanda di berbagai macam daerah," ucapnya.

Dirinya tak bisa membayangkan jika saja kampus dan sekolah-sekolah di Indonesia masih dibuka saat pandemi. Bisa saja penularan dan angka kematian sebab Covid-19 akan merebak lebih luas.

"Mungkin murid-muridnya masih bisa melalui itu, tapi berapa murid yang tinggal bersama nenek-kakek dia, berapa murid-murid kita yang tinggal sama orang lanjut usia atau yang punya komorbiditas. Jadi saya suka bingung kalau menjawab," katanya.

Mantan Bos Gojek Indonesia itu mengamini jika memang opsi PJJ mendapatkan banyak tantangan, namun inilah pilihan terbaik dari yang ada.

"Ini adalah the best out of all worst scenario gitu. Jadi alternatifnya apa? Di buka semua sekolah? Tentu tidak ideal, tapi kita coba pastikan pembelajaran itu harus masih terjadi atau gak anak-anak kita bakal ketinggalan," tutur Nadiem.

Di samping itu, Nadiem mengaku juga menjadi korban PJJ. "Kenapa Mas Menteri melaksanakan PJJ? Saya juga enggak mau melaksanakan PJJ, saya orang tua, saya juga korban PJJ kan karena anak-anak saya harus melaksanakan online dan apalagi masih muda," kata Nadiem.

Nadiem menuturkan, pihaknya terpaksa menggelar PJJ, bukan karena menginginkan adanya PJJ. Hal ini lantaran dorongan atas kondisi yang ada yakni merebaknya pandemi Covid-19. (*)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Nadiem Makarim: Belajar Online tak Permanen, https://kupang.tribunnews.com/2020/11/08/nadiem-makarim-belajar-online-tak-permanen

Kunjungi channel Youtube kami:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved