Repatriasi
Cerita ABK Indonesia Ketika Kembali ke Tanah Air Melalui Pelabuhan Bitung
Dua kapal ikan milik Republik Rakyat Tiongkok, dipakai oleh agen PT Djakarta Llyod untuk repatrasi atau memulangkan 155 ABK dan 2 jenazah ke Indonesia
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Selamat datang, selamat tiba di tanah air. Kalimat-kalimat bermuatan sambutan dan selamat datang terus disampaikan seorang personel Polri melalui alat pengeras suara.
Saat dua unit transportasi laut landing craft tenk (LCT), secara bergantian sandar di dermaga LCT Pelabuhan Samudera Kota Bitung Provinsi Sulut, Sabtu (7/11/202).
Dua LCT masing-masing Calvin 8 membawa hasil debarkasi 78 anak buah kapal (ABK) Indonesia yang diturunkan dari kapal Ikan Long Xing 610, kemudian LCT Bintang Setiawan 89 memuat 77 ABK dari kapal ikan Long Xing 601.
Dua kapal ikan milik Republik Rakyat Tiongkok, dipakai oleh agen PT Djakarta Llyod untuk repatrasi atau memulangkan 155 ABK dan 2 jenazah ke Indonesia, hanya berlabuh di selat Lembeh tidak sandar.
Terpantau dari dermaga LCT Pelabuhan Samudera Bitung, puluhan ABK yang diangkut terpisah dengan dua unit LCT langsung bersorak sambil mengangkat tangan dan tepuk tangan ketika LCT sandar.
Baca juga: Minut Ketambahan Dua Pasien Sembuh dan Satu Kasus Positif Covid-19
Baca juga: Tatap Muka dengan 10 Sangadi di Mooat, Christiano Talumepa Ajak Netralitas dalam Pilkada 2020
Baca juga: Pjs Gubernur Agus Fatoni Cs Tinjau Proses Cetak Surat Suara, Ingatkan Distribusi di Kepulauan
Setelah turun dari LCT, ratusan ABK ini langsung diarahkan naik ke atas 11 unit mobil bus yang disiapkan Dinas Perhubungan Kota Bitung dan Provinsi Sulut.
Untuk dibawa ke Badan Diklat Provinsi Sulut di Maumbi Minut.
Sementara menunggu ABK lainnya, mereka yang sudah di dalam bus menikmati makanan kotak dan air mineral yang disiapkan.
"Sangat senang, tapi menderita di sana. Sulit diungkapkan, berada di sana (Kapal Ikan Cina) dua tahun lebih, hanya bisa melaut 1 tahun di kapal ikan Long Xing 801 mencari ikan di Samudera Pasifik," kata Imdadul Maula dari Indramayu saat diwawancarai dari dalam bus.
Baca juga: Pjs Gubernur Agus Fatoni Cs Tinjau Proses Cetak Surat Suara, Ingatkan Distribusi di Kepulauan
Dia sangat berkeinginan untuk pulang ke kampung halamannya. Sayangnya para ABK ini tidak tahu dengan yang namanya rapid test atau periksa cepat covid-19 yang dilakukan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bitung di atas kapal.
"Apa itu rapid? belum tahu hasilnya tadi," tambahnya.
ABK lainnya dari kapal ikan Long Xing 906 juga sangat senang setelah menanti selama 18 bulan untuk pulang.
Sempat tertahan di laut selama 1 tahun lebih di atas kapal. "Bahagia bisa kembali pulang ke tanah air, kemarin ketika hape dapat signal langsung menghubungi orang tua di kampung halaman," jelas Denny Aprianto ABK asal Kediri.
Baca juga: Profil Singkat Kamala Harris Wakil Presiden AS Terpilih, Ternyata Kedua Orangtuanya Adalah Imigran
Pengakuan ABK butuh waktu 12 hari untuk tiba di tanah air dari RRT.
Dua ABK lainnya mengatakan, tidak bisa ungkapkan dengan kata-kata, pengalaman hidup yang baru saja mereka alami di atas kapal ikan milik negara yang dijuluki Tembok Cina dan Tirau Bambu.
"Tidak bisa bilang apa-apa, dua tahun kami tidak sandar. Berada di atas kapal saja, belum pernah kirim uang ke keluarga, tidak bisa hubungi keluarga karena kapten tidak izinkan. Begitu juga menghubungi PT atau agen di Indonesia," kata Raswin ABK dari Cilacap didampingi Buda Prilianto dari Pemalang.
Secara manusiawi dia mengaku kapok dengan apa yang dialaminya. Setelah pulang ke kampung halaman belum tahu mau kerja apa, yang penting bisa pulang dulu dan sehat.
Baca juga: Joe Biden The Next President AS, Seberapa Besar Gaji Penguasa Gedung Putih?
Keduanya berkesempatan menyapa keluarganya melalui video yang diabadikan Tribunmanado.co.id, keduanya mengatakan mereka sehat dan berharap keluarga di kampung halaman juga sehat.
"Bentar lagi saya pulang. Senang sekali bisa pulang, meski belum mengabari keluarga yang penting sudah sentuh darat," teriak Buda.
Pelaksanaan Repatriasi atau pemulangan ke 155 ABK dan 2 jenazah, bisa terlaksana dengan baik atas kerja bersama seluruh pihak.
Baca juga: Pjs Gubernur Agus Fatoni Cs Tinjau Proses Cetak Surat Suara, Ingatkan Distribusi di Kepulauan
Mulai dari pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Provinsi Sulut, Kota Bitung, unsur TNI/ Polri, KSOP Bitung, KPLP, PT Pelindo IV Persero cabang Bitung, PT Pelni Cabang Bitung dan pihak terkait lainnya.
Sementara itu menurut Yudha Nugroho Direktur Perlindungan Warga Negari Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementrian Luar Negeri menjelaskan, Repatriasi ke 155 ABK Indonesia dan 2 jenasah berasal dari 12 kapal ikan di beberapa lokasi di Dunia.
"Seperti kita ketahui bersama, karena pandemi Covid-19 banyak pelabuhan laut yang menutup pelabuhannya kemudian ada kerja sama untuk pulangkan ke Indonesia," kata Yudha kepada wartawan.(christiawayongkere)
Baca juga: Hasil Survey Jadi Capres 2024 Tinggi, Ganjar Pranowo: Tugasku Masih Berat Membangun Jawa Tengah
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: