Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bung Tomo

Sosok Bung Tomo, Wartawan yang Berani Panggul Senjata, Bunuh Jenderal Inggris, Dikenal Religius

Pertempuran paling dasyat dalam sejarah Indonesia diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. tokoh yang banyak disebut-sebut adalah Bung Tomo.

Editor:
Kolase Foto: pahlawancenter.com/Tribunnews.com
Profil Sutomo (Bung Tomo) - Pahlawan Nasional - Pembangkit Semangat Rakyat Pertempuran 10 November 1945. 

Ibunya dikenal sebagai muslimah yang taat. Ibunyalah yang mengajarinya shalat, puasa, zakat, mengaji, dan ibadah.

Meski tak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, Bung Tomo sangat dekat dengan para kiai.

Ia bahkan sering meminta nasihat beberapa kiai berpengaruh di Jawa.

Bung Tomo
Bung Tomo (Warta Kota)

Buku Indonesia dalam Arus Sejarah Edisi ke-6 menjelaskan, siaran Bung Tomo selalu dibuka dengan "Allahu Akbar! Allahu Akbar!", yang berhasil menggerakan hati warga, terutama masyarakat santri di Surabaya.

Bahkan untuk menggerakkan massa untuk melawan saat 10 November di Surabaya, Bung Tomo terlebih dulu meminta petuah dari KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Orasi penyemangat Bung Tomo dibarengi dengan Resolusi Jihad yang disuarakan NU. Resolusi Jihad merupakan deklarasi yang disampaikan Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 untuk menyerukan perlawanan terhadap upaya penjajahan.

Kemudian dalam buku Sama Tapi Berbeda: Potret Keluarga Besar KH A Wahid Hasyim (2007), diceritakan pula kedekatan Bung Tomo dengan putra Hasyim Asy'ari. Keduanya saling memberi masukan dalam urusan kebangsaan.

Tak sampai di situ, bahkan ketika meninggal pada 7 Oktober 1981, Bung Tomo sedang menunaikan ibadah haji yang menjadi cita-citanya.

Ia meninggal ketika hendak wukuf di Padang Arafah.

Kritik Soekarno

Kendati taat beragama, Bung Tomo menentang keras praktik poligami.

Dalam biografinya, disebut Bung Tomo menilai poligami sebagai upaya laki-laki mengumbar nafsu, namun bisa merusak keutuhan keluarga.

Ia bahkan pernah mengkritik Presiden Soekarno yang mengawini banyak wanita. Para jenderal yang punya istri simpanan juga ikut disemprot Bung Tomo.

"...Yang lebih seram lagi adalah istri-istri penguasa tertinggi yang secara sendiri menguras kekayaan negara untuk memuaskan nafsu pribadinya, berfoya-foya di luar negeri, menimbun kekayaan di dalam negeri!"

"Sedangkan para penguasa berbuat seolah-olah (pura-pura) tidak tahu semuanya itu..." tulis Bung Tomo dalam surat terbukanya untuk Presiden Soekarno.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved