Hari Pahlawan 10 November
Sosok Bung Tomo, Jurnalis Pejuang, Pembangkit Semangat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Bung Tomo adalah pejuang yang membangkitkan semangat pertempuran para pejuang dan rakyat Indonesia di Surabaya.
Tak sampai di situ, bahkan ketika meninggal pada 7 Oktober 1981, Bung Tomo sedang menunaikan ibadah haji yang menjadi cita-citanya.
Ia meninggal ketika hendak wukuf di Padang Arafah.
Kritik Soekarno
Kendati taat beragama, Bung Tomo menentang keras praktik poligami.
Dalam biografinya, disebut Bung Tomo menilai poligami sebagai upaya laki-laki mengumbar nafsu, namun bisa merusak keutuhan keluarga.
Ia bahkan pernah mengkritik Presiden Soekarno yang mengawini banyak wanita. Para jenderal yang punya istri simpanan juga ikut disemprot Bung Tomo.
"...Yang lebih seram lagi adalah istri-istri penguasa tertinggi yang secara sendiri menguras kekayaan negara untuk memuaskan nafsu pribadinya, berfoya-foya di luar negeri, menimbun kekayaan di dalam negeri!"
"Sedangkan para penguasa berbuat seolah-olah (pura-pura) tidak tahu semuanya itu..." tulis Bung Tomo dalam surat terbukanya untuk Presiden Soekarno.
Hingga akhir hayatnya, Bung Tomo hanya berpasangan dengan Sulistina, istri satu-satunya. Mereka punya empat anak.
Bung Tomo baru dinobatkan gelar Pahlawan Nasional pada 2008 setelah berbagai desakan dan perdebatan panjang.
Baca juga: Gamer Cantik Winda Earls Akui Kehilangan Rp 20 M di Rekening, Ini Klarifikasi Pihak Bank
Baca juga: Ramalan Kesehatan Zodiak Sabtu 7 November 2020, Hari ini Hari yang Menyenangkan untuk Zodiak ini
Baca juga: Promo Superindo Terbaru, Serba Murah dan Diskon hingga 45 Persen, Cek Katalognya di Sini!
Sebagian artikel ini telah terbit di Kompas.com dengan judul "Bung Tomo, Pahlawan yang Religius Tapi Tolak Poligami"