Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Uang Palsu

10 Miliar Uang Palsu Siap Dimasukkan ke ATM dan Beredar di Masyarakat, Sponsor Modali Rp 100 Juta

Beroperasi sejak akhir 2019, akhirnya enam orang sindikat peredaran uang palsu berhasil dibekuk kepolisian.

Editor: Aswin_Lumintang
tribunjabar/daniel andrean damanik
uang palsu Ini Mirip Aslinya, Lolos di Mesin Penghitung, Jika Beli Rp 1 Juta Dapat Rp 3 Juta. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Beroperasi sejak akhir 2019, akhirnya enam orang sindikat peredaran uang palsu berhasil dibekuk kepolisian. Bahayanya uang ini sebagian sudah beredar dan rencananya sebagian akan dimasukkan ke ATM.

Enam anggota sindikat uang palsu berhasil diamankan Polrestabes Surabaya.

uang palsu Ini Mirip Aslinya, Lolos di Mesin Penghitung, Jika Beli Rp 1 Juta Dapat Rp 3 Juta.
uang palsu Ini Mirip Aslinya, Lolos di Mesin Penghitung, Jika Beli Rp 1 Juta Dapat Rp 3 Juta. (tribunjabar/daniel andrean damanik)

Modal awal yang dibutuhkan pelaku dalam membuat uang palsu tersebut yakni sebesar Rp 100 juta.

Modal tersebut digunakan untuk membeli alat dan bahan pencetakan uang palsu.

Saat diamankan, polisi menyita uang palsu pecahan Rp 100 ribu dengan total Rp 10 miliar.

Keenam tersangka tersebut sudah beroperasi sejak akhir 2019 lalu.

Baca juga: Sidang Sengketa Pilkada Heboh, Hakim PTTUN Medan Pingsan Lalu Meninggal, Sempat Disuruh Istirahat

Baca juga: Donald Trump Memanas, Disindir Aktivis Muda yang Sebut Dirinya Konyol, Greta: Donald Bermasalah

Enam tersangka itu adalah Siswandi (53) asal Mojokerto, Umar (34) asal Surabaya, Syaifudin (41) asal Jombang, Sugiono (42) asal Jakarta, Nistam (62) asal Jakarta, dan Dani (35) asal Tangerang.

Awalnya Sugiono dan Listam mencari sponsor atau donator untuk produksi uang palsu.

"Mereka mendapat modal Rp 100 juta untuk membeli alat dan bahan pencetakan uang palsu pecahan Rp 100.000," kata AKBP Hartoyo, Wakapolrestabes Surabaya kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 7 November 2020, Gemini Lakukan Kerja Keras, Aquarius Suasana Hati Berat

Baca juga: Menkes Terawan Diundang WHO Jadi Pembicara, Padahal Dulu Banyak yang Minta Direshuffle

Terbongkarnya kasus ini bermula saat polisi menemukan sejumlah uang palsu dari rumah milik Umar di kawasan Bukit Palma.

Setelah dikembangkan, polisi menangkap lima tersangka lain.

Ternyata, tiga dari lima tersangka itu sudah lebih dulu ditangkap anggota Polres Ngawi dan Polres Lamongan.

"Komplotan ini adalah sindikat antar provinsi. Nantinya uang palsi itu akan dimasukkan ke ATM atau diperjualbelikan," tambahnya.

Polisi menyita uang palsu pecahan Rp 100.000 total Rp 10 miliar.

"Sebagian uang palsu itu masih dalam bentuk lembaran kertas A1 dan belum terpotong," lanjutnya.

Sementara itu, Deputi Bank Indonesia Jatim, Imam Subarkah mengungkapkan sekilas uang tersebut terlihat menyerupai uang asli.

Anggota Sat Reskrim Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya merilis uang palsu sebanyak 443 lembar pecahan seratus ribu rupiah atau Rp. 44.300.000, Surabaya, Senin (25/3/2013). Dalam pengungkapan tersebut berhasil diamankan dua pelaku berinisial SM dan SG beserta barang bukti berupa uang palsu setengah jadi dan printer.
Anggota Sat Reskrim Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya merilis uang palsu sebanyak 443 lembar pecahan seratus ribu rupiah atau Rp. 44.300.000, Surabaya, Senin (25/3/2013). Dalam pengungkapan tersebut berhasil diamankan dua pelaku berinisial SM dan SG beserta barang bukti berupa uang palsu setengah jadi dan printer. (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

"Tapi jika jeli, uang ini hanya di-print. Tidak ada sensasi kasar di kertas. Tanda airnya juga tidak telrihat. Diterawang juga tidak terlalu terlihat," kata Imam.

Baca juga: Wanita Paruh Baya Gunakan Uang Palsu Rp 100 Ribu Beli Udang dan Mie di Pasar Bendungan Wates

Imam memastikan uang palsu tersebut tidak akan masuk ke ATM secara otomatis.

Sebab, sistem ATM setor tunai sudah mampu memindai jenis uang, dan bisa membedakan antara uang asli dan uang palsu.

"Kalaupun nanti ditemukan, bisa laporkan ke Bank Indonesia, ke bank penyedia mesin ATM, atau polisi. Nanti akan ditindaklanjuti," tandasnya.

Dalam catatan polisi, Nistam sudah tiga kali ini mendekam di penjara Jakarta terkait kasus yang sama.

"Saya hanya bisa seperti ini. Saya terpaksa karena susah mencari kerja. Apalagi kebetulan ada yang mendanai," kata Nistam.

Nistam berperan sebagai pemasok kertas hvs natural, Sugiono yang mendapat bagian mencetak uang palsu.

"Harus melalui beberapa proses agar benar-benar dapat takaran pas mirip uang asli," tambah Nistam.

(SuryaMalang.com, Firman Rachmanydin)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved