Survei Indonesian Observer
Kekuatan Politik Mapalus, Mesin PDIP dan ODSK Dongkrak Elektabilitas AARS, Unggul 38,5 Persen
Pergerakan mesin PDI Perjuangan dengan 10 personel di Fraksi PDIP Manado, politik gotong royong (Mapalus) dan pengaruh ODSK
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aswin_Lumintang
Menurut Andre selaku peneliti, PDIP masih menjuarai perolehan suara dari masyarakat Manado, yakni sejumlah 61 persen. "Masyarakat Manado juga lebih memilih paslon wali kota dan wakil wali kota Manado dari PDI-P dibanding partai lain, yakni sebesar 38 persen," terang Andre.
Tentu berdiri di bawah naungan PDI-P membawa keberuntungan bagi paslon AA-RS. Terlebih elektabilitas paslon gubernur dan wakil gubernur Olly Dondokambey-Steven Kandouw juga sedang naik di Manado, yakni sebesar 65 persen.
Sejak bulan Juni 2020, elektabilitas AA-RS juga turut melejit. Pada bulan Juni AA-RS memiliki elektabilitas sebesar 29 persen, sedangkan pada bulan Agustus sebesar 31 persen. "Selanjutnya pada bulan Oktober ini elektabilitas AA-RS naik menjadi 39 persen," ujar Andre.
Baca juga: Hasil Lobi Prabowo, Jepang Siap Bantu Indonesia Lawan China di Laut China Selatan
Baca juga: Tiga hari Berturut-turut Kasus Corona di Indonesia di angka 2.000, Ini Kata Jubir Satgas
Baca juga: Perjalanan Hidup Joe Biden, Hidup dengan Keberhasilan Namun Anaknya Meninggal: Itu Tak Pernah Hilang
Pengaruh partai terhadap keputusan memilih masyarakat pun benar adanya. Hal ini ditunjukkan dari 56 persen pendukung Olly-Steven juga mendukung AA-RS. "Ada juga pendukung Olly-Steven yang memilih paslon dari partai lain di tingkat wali kota, namun presentasenya masih kalah dibanding yang memilih AA-RS," jelas Andre.
Para pendukung AA-RS pun terlihat mantap dengan pilihannya. Sebanyak 96 persen pendukung mantap memilih AA-RS pada Pilkada 2020 dan tidak akan mengubah pilihannya.
PDIP Terapkan Politik Mapalus
Prof Welly Areros, Analis Politik dari Unsrat menyebutkan, survei tersebut tak lepas dari strategi PDIP, termasuk saat akan dilakukannya penetapan paslon. Sejak awal PDIP tidak seperti partai lain, yang mana dalam penetapan paslon, PDIP tinggal menentukan di injuri time. Itu tentu sudah melalui pertimbangan dan kajian yang matang. Di mana itu merupakan strategi PDIP dalam memenangkan pilkada. Karena jika terlalu terburu-buru dalam menetapkan paslon pasti akan ada dampak.

Penetapan paslon di waktu akhir, sangat berpengaruh. Terlebih PDIP pada Pilkada Manado hati-hati karena lawan yang dihadapi mempunyai kekuatan yang cukup diperhitungkan.
Di Manado untuk penetapan pasangan calon harus dipertimbangkan secara matang. Apalagi sejauh ini Manado sangat sulit diukur siapa yang bakal menang, dikarenakan figur-figur yang bertarung memiliki kekuatan yang sama. Sehingga mekanisme PDIP kali ini berbeda.
Selain itu, kekuatan politik mapalus PDIP menjadi keuntungan tersendiri bagi AA-RS. Sehingga jika elektabilitas AA-RS terus meningkat itu menjadi tanda terus bergeraknya mesin partai.
Politik mapalus ini menjadi modal PDIP. Di mana semua kader bergerak memenangkan calon yang diusung. Nah, jika elektabilitas AA-RS meningkat itu tak lepas dari kerja keras mesin partai.
Adapun terkait hasil survei, masih berpotensi berubah sekalipun hanya akan bergerak sedikit. Hal tersebut mengingat waktu pelaksanaan pencoblosan tinggal 1 bulan lebih.
Dalam waktu 1 bulan lebih posisi bergesernya kekuatan masih ada sekalipun sedikit. Karena dalam waktu tersebut sangat singkat, sedangkan kekuatan parpol kelihatannya sudah stagnan. (ayo/ara/hem)