Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tokoh Sumpah Pemuda

Sosok Soegondo Djojopoespito, Pencetus Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 saat Pimpin Kongres Pemuda II

Soegondo Djojopoespito juga pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, anggota PNI, PSI, dan BPKNIP.

Editor: Ventrico Nonutu
Kolase Foto Tribunmanado/Istimewa
Soegondo Djojopoespito. 

Sedangkan isterinya diangkat menjadi guru sekolah negeri di Bandung.

Karena istrinya dipindah ke Jakarta pada 1940, Soegondo juga turut ke kota tersebut dan mengajar di Taman Siswa.

Selain itu, dia juga menjadi wartawan lepas Bataviaasch Nieuwsblad dan Indische Courant.

Setahun kemudian, dia dipercaya sebagai Direktur Kantor Berita Antara dengan Adam Malik sebagai redaktur dan Pandu Wiguna sebagai administratur.

Ketika Indonesia dijajah Jepang, Soegondo menjadi pegawai Shihabu (Departemen Kehakiman), Bagian Urusan penjara.

DI sini Soegondo menjadi bawahan Notosusanto.

Notosusanto kemudian menguji kecakapan Soegondo dengan menugaskannya membuat tulisan mengenai Sejarah Kepenjaraan di Indonesia.

Dia dapat menyelesaikannya dengan baik.

Soegondo dan istrinya pernah menulis buku Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW, pernah diterbitkan di Malaysia.

Selain itu, istrinya juga pernah menulis roman Buiten Het Gareer dan diterbitkan di Belanda.

Karier Politik

Ki Hajar Dewantara berpengaruh besar pada jiwa Soegondo muda.

Soegondo mendapatkan dasar-dasar kebangsaan yang kuat darinya.

Hal ini semakin kuat ketika Soegondo melanjutkan studinya di Recht Hooge School, Jakarta, pada 1925.

Dia menumpang di rumah seorang pegawai pos di Gang Rijksman.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved