Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecam Presiden Perancis

PKS Minta Warga Indonesia di Perancis Berhati-hati, Macron Tarik Simpati untuk Terpilih 2022

Indonesia memastikan mengecam akan pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang dinilai tendensius terhadap pemeluk Islam di seluruh dunia.

Editor: Aswin_Lumintang
Tribunnews.com/Mafani Fidesya Hutauruk
Wakil ketua Fraksi PKS Sukamta. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Indonesia memastikan mengecam akan pernyataan Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang dinilai tendensius terhadap pemeluk Islam di seluruh dunia. Karena itu, Indonesia juga mendorong negara-negara Islam untuk mengecam dan bertindak dengan pernyataan yang menyudutkan Islam tersebut.

Emmanuel Macron, Presiden Prancis
Emmanuel Macron, Presiden Prancis (BUSSINESSINSIDER)

Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta menilai pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyudutkan agama Islam menandakan bentuk pemikiran kerdil.

"Ucapan Macron jelas melukai hati umat Islam di seluruh dunia. Macron telah memantik Islamofobia, juga mendorong kebencian terhadap pemeluk agama, ucapannya sesungguhnya telah menodai prinsip-prinsip kebebasan dan nilai-nilai universal," ujar Sukamta dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (27/10/2020).

Menurutnya, ucapan Macron sangat tendesius dan seakan berupaya mendapat dukungan politik dari kelompok sayap kanan dan esktrem kanan di Perancis.

"Beberapa analisa menyebut tujuan Macron adalah terpilih kembali pada 2022, maka dia membuat isu soal keamanan yang selama ini menjadi titik lemahnya," ujar Sukamta.

Baca juga: 30 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap Bahasa Indonesia & Inggris

Baca juga: Gempa Bumi Pukul 02.43 WIB, Rabu 28 Oktober 2020, Terjadi di Dekat Mamuju Tengah

"Ini semakin menunjukkan betapa kerdilnya pikiran Macron karena jualan isu ancaman agama hanya untuk kepentingan politik pribadi. Dirinya telah membuat Perancis jatuh martabatnya sebagai negara demokrasi," sambungnya.

Di sisi lain Wakil Ketua Fraksi PKS itu mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri Indonesia yang telah memanggil Duta Besar Perancis di Jakarta dan menyampaikan kecaman terhadap pernyataan Presiden Perancis.

"Kita harap pemerintah Indonesia juga proaktif untuk berkomunikasi dengan negara-negara OKI, mendorong ada pernyataan bersama oleh OKI mengecam pernyatan Macron," ujarnya.

Sukamta pun meminta pemerintah Indonesia melalui KBRI di negara-negara Eropa untuk meningkatkan pengawasan dan penjagaan kepada warga Indonesia di Perancis.

"Karena sangat mungkin ucapan Macron ini akan meningkatkan kekerasan kelompok ultra kanan kepada kaum muslimin dan imigran," kata Sukamta.

Diketahui, Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada Jumat (23/10/2020), telah menyudutkan agama Islam dan membiarkan penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad SAW oleh majalah satire Charlie Hebdo.

Boikot produk Perancis

Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis juga sudah berkembang di negara-negara Arab dan sekitarnya. Beberapa negara yang melakukan boikot di antaranya Kuwait, Yordania dan Qatar.

Abdoullakh Anzorov (kanan) berpose bersama temannya sebelum melakukan pekerjaan sambilan menjaga Menara Eiffel, di Paris, Perancis.
Abdoullakh Anzorov (kanan) berpose bersama temannya sebelum melakukan pekerjaan sambilan menjaga Menara Eiffel, di Paris, Perancis. ((@nefritovy Twitter))

AFP menyebut sejumlah pekerja jaringan supermarket Al Meera mengeluarkan selai St. Dalfour buatan Prancis dari rak. Melalui pernyataan, Al Meera dan operator grosir lainnya, Souq Al Baladi, mengatakan menarik produk Prancis dari toko sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Al Meera sendiri bersaing dengan supermarket Prancis yang ada di Qatar, Monoprix dan Carrefour.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved