Penanganan Covid
PSBB Diperpanjang, Warga Jakarta Diminta Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Libur Panjang
Seperti yang diketahui PSBB di DKI Jakarta diperpanjang, Hal tersebut sebagai antipasi saat hari libur panjang akhir Oktober nanti.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui PSBB di DKI Jakarta diperpanjang,
Hal tersebut sebagai antipasi saat hari libur panjang akhir Oktober nanti.
Sebelumnya diketahui akibat libur panjang pada Agustus 2020 hingga terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 27 Oktober 2020: Virgo Kecerdasanmu Jelas, Libra Pelajari Topik Menarik
Baca juga: Nadiem Makarim Dapat Rapor Merah jadi Mendikbud, Tak Memenuhi Syarat dan Dapat Nilai 68 dari FSGI
Baca juga: Protokol Covid-19 di Lokasi Wisata Diperketat, Lonjakan Pengunjung Diperkirakan Terjadi
foto : Ilustrasi virus corona dikeramaian. (ist)
Pemprov DKI Jakarta meminta warganya belajar dari pengalaman lonjakan kasus saat libur panjang pada Agustus 2020.
Banyaknya warga yang berlibur ke berbagai daerah saat itu, membuat kasus Covid-19 naik dari kisaran 600 orang menjadi 1.000 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, terdapat lima hari libur panjang pada akhir Oktober 2020, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis (29/10/2020).
Hari libur itu dimulai dari cuti bersama pada Rabu (28/10/2020) sampai Minggu (1/11/2020).
Kata dia dalam kondisi pandemi seperti ini, tentu pilihan terbaik tetap berada di rumah bersama keluarga.
Dwi menganjurkan hal itu karena berkaca pada lonjakan kasus Covid-19 di DKI yang terungkap pada Minggu 30 Agustus 2020.
Saat itu kasus Covid-19 melonjak hingga 1.114 orang, akibat warga Jakarta banyak yang berwisata ke sejumlah daerah saat libur panjang pada periode 16-23 Agustus 2020.
“Dua minggu setelah libur panjang saat itu, kasus meningkat sekitar 1,6 kali dari rata-rata kasus harian,” tutur Dwi.
Menurutnya, lonjakan itu membuat kasus harian Covid-19 di Jakarta cenderung berada di angka 900-1.000 orang sampai sekarang.
Padahal sebelumnya, kasus harian Covid-19 di Ibu Kota bertengger di angka 600-an per hari.
“Setelah dua minggu periode libur panjang itu kita (angkanya) naik di kisaran 1.000 kasus baru, dan secara konsisten menetap di angka 900 dan 1.000 terus,” ungkapnya.
Dia menilai, tingginya penyebaran Covid-19 sangat berbahaya, terutama bagi masyarakat kelompok lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun, dan memiliki riwayat komorbid atau penyakit penyerta.
Sedangkan bagi masyarakat produktif tanpa memiliki komorbid, bisa terinfeksi Covid-19 dengan memiliki gejala ringan, bahkan tidak bergejala.
Berdasarkan catatannya, kelompok orang tanpa gejala (OTG) di Ibu Kota mencapai 55 persen, kemudian gejala sedang 20 persen, gejala berat 15 persen, dan kritis 4 persen.
Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Jakarta sampai Minggu (25/10/2020) mencapai 12.012 orang.
“Bagi OTG tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi, padahal ketika terinfeksi dia bisa menularkan kepada orang lain."
"Bahayanya bila menularkan kepada lansia atau memiliki penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal, penyakit jantung, darah tinggi."
"Itu bisa jadi gejala Covid-19 nya lebih berat bahkan kritis,” papar Dwi.
Atas dasar itulah, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan mengimbau warganya untuk tetap berada di rumah saat libur panjang.
Kalaupun mereka ingin berwisata, hendaknya pilih tempat wisata yang terbuka dan jumlah pengunjungnya tidak padat.
Meski tempat wisatanya terbuka, namun bila jumlah pengunjungnya tinggi, Widyastuti mengimbau masyarakat untuk mencari tempat wisata lain.
Sebab, kerumunan orang di tempat terbuka juga memiliki risiko tinggi terhadap penularan Covid-19.
"Bagi yang ingin melakukan perjalanan, pilih tempat liburan yang terbuka dibanding tertutup."
"Misalnya pantai, itu kan udara terbuka."
"Tapi lihat juga, kalau terjadi kerumunan sehingga tidak bisa menjaga jarak, ya itu tetap menjadi risiko," jelasnya.
Bagi masyarakat yang tetap memutuskan untuk berwisata, kata dia, wajib mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker dengan benar, menjaga jarak 1,5 meter hingga 2 meter, dan mencuci tangan sesering mungkin.
foto : ilustrasi virus corona di Indonesia. (ist)
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 25 Oktober 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 100.991 (25.9%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 50.921 (13.1%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 33.924 (8.7%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 31.942 (8.2%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 17.936 (4.6%)
RIAU
Jumlah Kasus: 13.547 (3.5%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 13.119 (3.4%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 12.791 (3.3%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 12.562 (3.2%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 11.648 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 11.388 (2.9%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 8.794 (2.3%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 8.618 (2.2%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 7.522 (1.9%)
ACEH
Jumlah Kasus: 7.212 (1.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 5.209 (1.3%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 4.665 (1.2%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 4.251 (1.1%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 3.885 (1.0%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 3.858 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 3.739 (1.0%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 3.550 (0.9%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 3.362 (0.9%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 3.001 (0.8%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 2.188 (0.6%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 1.601 (0.4%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 1.564 (0.4%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 1.140 (0.3%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 995 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 987 (0.3%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 817 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 780 (0.2%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 652 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 553 (0.1%). (*)
( Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Yaspen Martinus )
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Warga Jakarta Diminta Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Libur Panjang, Tetaplah di Rumah, https://wartakota.tribunnews.com/2020/10/26/warga-jakarta-diminta-belajar-dari-lonjakan-kasus-covid-19-akibat-libur-panjang-tetaplah-di-rumah?page=all.