Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Fakta Mengejutkan Penembakan KKB Papua di Intan Jaya, Diduga Aparat Terlibat, TNI Janji Tak Tutupi

TGPF telah menyerahkan hasil penyelidikannya kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD

Editor: Finneke Wolajan
Youtube/Facebook TPNPB
Anggota KKB Papua 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fakta terbaru penembakan dua prajurit TNI dan seorang warga sipil yang dilakukan KKB Papua di Kabupaten Intan Jaya.

Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) telah menyerahkan hasil penyelidikannya kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Temuan investigasi TGPF juga menunjukkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam kasus penembakan tersebut, tak hanya KKB Papua.

Ketua Tim TGPF Intan Jaya Benny J Mamoto saat berada di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua
Ketua Tim TGPF Intan Jaya Benny J Mamoto saat berada di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua (Capture Kompolmas.tv)

Menanggapi hasil temuan itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa menyatakan TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang melanggar hukum.

Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas.com dan Tribunnews (grup SURYA.co.id).

1. Ada keterlibatan KKB Papua

Mahfud MD mengungkap adanya dugaan keterlibatan KKB Papua dalam kasus penembakan dua prajurit TNI dan seorang warga sipil di Intan Jaya, Papua.

Dugaan keterlibatan KKB Papua itu berdasarkan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) yang diumumkan Mahfud, Rabu (21/10/2020) siang.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Hasil Investigasi TGPF, KKB Diduga Terlibat Penembakan 2 Prajurit TNI dan 1 Warga Sipil'

"Informasi dan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan KKB Papua dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua aparat, yakni Serka Sahlan pada 17 September 2020 dan Pratu Dwi Akbar Utomo pada 19 September 2020.

Demikian pula terbunuhnya seorang warga sipil atas nama Badawi pada 17 September 2020," ujar Mahfud dalam konferensi pers, Rabu (21/10/2020).

2. Diduga ada keterlibatan aparat

Selain itu, temuan investigasi TGPF juga menunjukkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani.

Mahfud MD
Mahfud MD (Istimewa)

Mahfud menegaskan temuan TGPF didukung data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mencari informasi yang benar dan obyektif guna menuntaskan kasus penembakan di Intan Jaya.

Untuk itu, Mahfud meminta Polri dan kejaksaan untuk menegakkan hukum dalam peristiwa tersebut.

"Sejauh menyangkut tindak pidana berupa kekerasan dan atau pembunuhan, pemerintah meminta Polri dan kejaksaan untuk menyelesaikannya sesuai dengan hukum yang berlaku tanpa pandang bulu dan untuk itu pemerintah meminta Kompolnas untuk mengawal prosesnya lebih lanjut," terang dia.

3. TNI tidak akan menutupi

Menanggapi temuan TGPF itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa menyatakan TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang melanggar hukum.

Ia menyatakan seluruh pihak wajib menghormati hasil temuan TGPF yang telah bekerja dengan maksimal dan TNI sangat menjunjung tinggi proses hukum sebagai tindak lanjut dari proses tersebut.

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Tanggapi Temuan TGPF Intan Jaya, TNI Tidak Akan Tutupi Perilaku Oknum Aparat yang Langgar Hukum'

Dia menambahkan proses hukum terhadap terduga oknum aparat mudah diikuti oleh semua pihak karena organisasi TNI/Polri sangat jelas termasuk identitas personel, kesatuan, komando, bahkan hingga mekanisme persidangan.

"TNI tidak akan menutupi perilaku oknum aparat yang jelas-jelas melanggar hukum, aturan dan perintah-perintah dinas, karena ini merupakan komitmen pimpinan TNI untuk menjadikan TNI sebagai institusi yang taat hukum," kata Suriastawa dalam keterangannya pada Rabu (21/10/2020).

4. Ajak dukung proses pro justisia

Namun demikian Suriastawa justru menanyakan, bagaimana bila pelakunya KKB Papua yang tidak jelas pelakunya serta organisasinya.

Ilustrasi
Ilustrasi -TNI dan KKB Papua (Kolase Tribun Manado/Istimewa)

"Apalagi sesaat setelah penembakan TGPF pada 9 September 2020, KKB Papua mengaku bertanggung jawab sekaligus menolak keberadaan TGPF berikut hasilnya," kata Suriastawa.

Ia pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung proses pro justisia yang akan dilakukan pemerintah.

"Kita semua harus mendukung proses pro justisia yang akan dilakukan oleh pemerintah, demi keamanan di Papua," kata Suriastawa.

Sedikitnya terdapat empat kasus yang menjadi obyek penyelidikan TGPF.

Keempat kasus ini meliputi penembakan yang menewaskan seorang warga sipil bernama Badawi dan prajurit TNI Serka Sahlan pada Kamis (17/9/2020).

Kemudian, kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani dan prajurit TNI bernama Pratu Dwi Akbar dan pada Sabtu (19/9/2020).

Diketahui, Pratu Dwi Akbar tewas usai terlibat kontak tembak dengan kelompok sipil bersenjata pada Sabtu (19/9/2020).

Presiden Jokowi Dapat Apresiasi Tokoh Agama dan Pemuda Papua

Sejumlah tokoh agama dan tokoh pemuda di Papua mengapresiasi tindakan pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam mengusut kasus kebrutalan KKB Papua di Intan Jaya.

Seperti diketahui, pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) sebagai upaya penanganan kasus tewasnya warga sipil di Kabupaten Intan Jaya.

Diduga KKB Papua lah yang bertanggung jawab atas tewasnya warga sipil tersebut.

Anggota TGPF Intan Jaya yang merupakan tokoh pemuda Papua, Victor Abraham Abaidata, menilai pembentukan TGPF Intan Jaya merupakan wujud keseriusan pemerintah memperbaiki situasi dan keadaan yang terjadi di Intan Jaya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo, yang memang beliau punya hati dan niat yang tulus, untuk memperbaiki situasi dan keadaan yang akhir akhir ini terus terjadi," kata Victor dalam keterangan yang disampaikan Tim Humas Kemenko Polhukam pada Selasa (20/10/2020).

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Tokoh Pemuda dan Tokoh Agama Papua Apresiasi Pemerintah Atas Upaya Penanganan Kasus Intan Jaya'

Menurutnya, upaya penyelesaian tersebut akan membuat persoalan di Papua bisa didekati dengan baik dan konstruktif di mana rakyat Papua bisa hidup damai di bawah pengamanan TNI.

Pendekatan pembangunan terhadap manusia, kata Victor, jauh lebih penting.

Dengan demikian, kata Victor, apa yang dilakukan oleh TGPF adalah bagian dari pintu masuk untuk memulihkan keadaan Papua dan memulihkan kembali kepercayaan orang Papua terhadap negara khususnya terhadap pemerintah.

"Karena satu hal tantangan terberat kita kedepan adalah bagaiaman menghadapi genreasi melenial, generasi abad ini yang jauh lebih kritis," kata Victor.

Tokoh agama Intan Jaya yang dekat dengan pendeta Yeremias Zanambani yang tertembak di Intan Jaya pada 19 September lalu, Pendeta Henok Bagau, menilai upaya pengungkapan fakta tersebut akan membuat warga Papua semakin percaya pada pemerintah pusat.

Di dalam tim investigasi, pendeta Henok mengaku dapat bekerjasama dengan baik dengan unsur TNI, Polri, dan BIN, yang sedikitpun tidak membatasi dirinya untuk bersuara.

“Ini merupakan satu terobosan dalam sejarah masyarakat papua kami melihat bahwa tim yang dibentuk benar-benar independen, tidak berpihak pada siapapun dan sungguh-sungguh mengikuti hati nurani dan fakta yang ada," kata Bagau.

Sementara itu tokoh Papua lainnya yang juga anggota TGPF sekaligus Sekjen Dewan Presidium Papua, Taha Alhamid mengaku senang dengan cara kerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh tim.

Taha yang juga merupakan tokoh muslim Papua itu mengapresiasi kinerja aparat di mana tokoh-tokoh Papua bisa duduk berdampingan dan saling percaya dengan TNI dan Polri.

"Suatu perkembangan yang baik, TNI mau membuka diri dan saya kira ini membuat makin tumbuhnya rasa percaya, lalu akan ada perubahan persepsi di masyarakat tentang TNI.

Ini bisa menjadi dasar utama, bisa menjadi modal untuk memulai membangun Papua ke depan, papua yang damai untuk semua orang," kata Taha.

Saat ini sebagian anggota tim sudah kembali ke Papua di antaranya Rektor Universitas Cenderawasih Apollo Safanpo.
Namun demikian sebagian lagi masih berada di Jakarta untuk mendampingi Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya Benny Mamoto menyerahkan hasil investigasi kepada pemerintah.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Fakta Mengejutkan Kasus Kebrutalan KKB Papua di Intan Jaya, Benarkah Ada Keterlibatan Aparat?

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved