Penanganan Corona
Menkes Terawan Bantah Ganjar dan Moeldoko, Tak Ada Rumah Sakit yang ''Meng-covid-kan'' Pasien
Kementerian Kesehatan menyatakan kepercayaan penuhnya kepada dokter dan tenaga medis yang ada di rumah sakit dalam menangani pasien Covid-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pihak Kementerian Kesehatan menyatakan kepercayaan penuhnya kepada dokter dan tenaga medis yang ada di rumah sakit dalam menangani pasien Covid-19. Kemenkes membantah sinyalemen adanya oknum-oknum tenaga kesehatan yang sengaja ''meng-covid-kan'' pasien yang meninggal dunia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto mengaku tidak percaya informasi bahwa ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19, agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.
Terawan mengatakan, pihak rumah sakit pasti memiliki hati nurani dalam mendiagnosis pasien.
Hal tersebut disampaikan Terawan dalam diskusi 'HUT 56 Partai Golkar' secara virtual, Selasa (20/10/2020).
"Saya masih memandang, saya kan pernah kerja di rumah sakit. Kita punya nurani yang kalau iya dikatakan iya, kalau tidak katakan tidak," kata Terawan.
Terawan mengatakan, menyatakan pasien meninggal dunia adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh dokter.
Oleh karenanya, ia meyakini tidak ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19 demi menerima anggaran dari pemerintah.
"Karena itu saya masih berpikiran yang positif, ndak ada seperti itu, itu aja yang bisa saya sampaikan," ujarnya.
Adapun, dugaan tersebut sebelumnya muncul dalam perbincangan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.
Baca juga: Menkes Terawan: Kita Punya Nurani yang Kalau Iya Dikatakan Iya, Kalau Tidak Katakan Tidak
Baca juga: CARA Cek Penerima Bantuan UMKM ( BPUM), Rp. 2,4 Juta, Siapkan KTP dan Login eform.bri.co.id/bpum
Saat bertemu di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (1/10/2020), keduanya membahas perkembangan penanganan Covid-19.
Termasuk, isu soal adanya rumah sakit nakal yang "meng-Covid-kan" pasien yang dilakukan rumah sakit rujukan agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.
"Tadi saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian pasien itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko di Semarang, Kamis (1/10/2020) lalu, seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, sudah banyak kasus, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, tetapi disebut meninggal akibat Covid-19 oleh rumah sakit. Meskipun hasil pemeriksaan kesehatannya dinyatakan negatif Covid-19.
"Ini perlu diluruskan agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," kata dia.
Ganjar pun mengamini keberadaan isu tersebut. Menurut dia, hal serupa juga sudah pernah terjadi di Jawa Tengah.