Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Ganjar Mengamini Isu, Mati Kecelakaan Diagnosisnya Covid-19 dari Rumah Sakit, Terawan Tidak Percaya

Adanya informasi bahwa rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19, agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Editor:
Istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengumpulkan 11 pakar untuk menyusun rencana aksi menghadapi COVID-19, Kamis (19/3/2020). Mereka terdiri dari ahli virus, epidemolog, dokter gizi, klinisi sampai ahli paru-paru. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Adanya informasi bahwa rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19, agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Hal tersebut tidak dipercaya Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto.

Terawan mengatakan, pihak rumah sakit pasti memiliki hati nurani dalam mendiagnosis pasien.

Hal tersebut disampaikan Terawan dalam diskusi 'HUT 56 Partai Golkar' secara virtual, Selasa (20/10/2020).

Menkes Terawan Agus Putranto
Menkes Terawan Agus Putranto (https://www.rctiplus.com/)

"Saya masih memandang, saya kan pernah kerja di rumah sakit. Kita punya nurani yang kalau iya dikatakan iya, kalau tidak katakan tidak," kata Terawan.

Terawan mengatakan, menyatakan pasien meninggal dunia adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh dokter.

Oleh karenanya, ia meyakini tidak ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19 demi menerima anggaran dari pemerintah.

"Karena itu saya masih berpikiran yang positif, ndak ada seperti itu, itu aja yang bisa saya sampaikan," ujarnya.

Adapun, dugaan tersebut sebelumnya muncul dalam perbincangan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyarankan agar RSUD Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan Covid-19 direlaksasi, Rabu (24/6/2020).
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyarankan agar RSUD Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan Covid-19 direlaksasi, Rabu (24/6/2020). (SURYA/FATIMATUZ ZAHROH)

Saat bertemu di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (1/10/2020), keduanya membahas perkembangan penanganan Covid-19.

Termasuk, isu soal adanya rumah sakit nakal yang "meng-Covid-kan" pasien yang dilakukan rumah sakit rujukan agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.

"Tadi saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian pasien itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko di Semarang, Kamis (1/10/2020) lalu, seperti dilansir dari Antara.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengumpulkan 11 pakar untuk menyusun rencana aksi menghadapi COVID-19, Kamis (19/3/2020). Mereka terdiri dari ahli virus, epidemolog, dokter gizi, klinisi sampai ahli paru-paru.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengumpulkan 11 pakar untuk menyusun rencana aksi menghadapi COVID-19, Kamis (19/3/2020). Mereka terdiri dari ahli virus, epidemolog, dokter gizi, klinisi sampai ahli paru-paru. (Istimewa)

Menurut dia, sudah banyak kasus, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, tetapi disebut meninggal akibat Covid-19 oleh rumah sakit. Meskipun hasil pemeriksaan kesehatannya dinyatakan negatif Covid-19.

"Ini perlu diluruskan agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," kata dia.

Ganjar pun mengamini keberadaan isu tersebut. Menurut dia, hal serupa juga sudah pernah terjadi di Jawa Tengah.

"Ada orang diperkirakan Covid-19 terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita memperbaiki hal ini," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved