Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

BMKG Sebut Wilayah Sulawesi Paling Berpotensi Dampak La Nina, Bisa Picu Banjir dan Longsor

Belakangan cuaca di wilayah Sulawesi sering hujan dan punya durasi yang lama.

Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FISTEL MUKUAN
Banjir di Jalan Wolter Mongisidi, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (02/10/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Belakangan cuaca di Sulawesi Utara sering hujan dan durasi lama.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, kondisi itu dipicu oleh La Nina.

La Nina adalah anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun

di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal

berlangsung selama 2 bulan.

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pagi Pukul 05.45, Nunung Tewas, Mobilnya Tabrak Pembatas Jalan hingga Terguling

Baca juga: Mahasiswi jadi Korban Aksi Begal, Kelakuan Bejatnya Terekam CCTV, Akhirnya Pelaku Diringkus Polisi

Baca juga: Cerita Istri ke-7 Soekarno Berdarah Manado, Kala Bung Karno Dimakzulkan Hidup Miskin: Tolonglah . .

TONTON JUGA :

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, wilayah 

Sulawesi memiliki potensi cukup besar mengalami La Nina.

Pada fenomena La Nina yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya

melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.

La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan dan bisa menyebabkan banjir dan longsor.

Hal itu dikatakan Doni dalam konferensi pers usai melakukan kunjungan kerja ke

hulu Sungai Ciliwung, Selasa (20/10/2020).

"Jadi, Sulawesi termasuk daerah yang punya berpotensi yang cukup besar bagi La Nina ini," kata Doni.

Pada awal tahun 2019, beberapa kabupaten atau kota di kawasan Sulawesi Selatan

mengalami bencana tanah longsor dan banjir bandang.

Bencana itu menelan lebih dari 80 nyawa. Karena itu, Doni menilai, Sulawesi memiliki

potensi cukup besar untuk mengalami La Nina.

"Kemudian di wilayah Sulawesi Utara, di Gorontalo dan di Sulawesi Tengah, di Sulawesi Tenggara," ujar dia.

Selain itu, wilayah di Kalimantan juga berpotensi mengalami la Nina.

Pada beberapa bulan terakhir ini pun sempat terjadi bencana banjir bandang dan tanah lonsor.

"Itu juga sempat banjir bandang dan tanah longsor sehingga menimbulkan korban jiwa," ucap dia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan bahwa

saat ini La Nina sudah terjadi.

"Saat ini sudah terjadi La Nina," kata Indra pada Kompas.com, Sabtu (17/10/2020).

Dia mengatakan indikator La Nina berupa anomali suhu muka laut Pasifik tengah.

Menurut data yang didapat hingga 10 Oktober 2020, saat ini suhu sudah berada

di bawah -0.5 derajat celcius dan sudah berlangsung lebih dari 7 dasarian (2 bulan lebih).

Indra mengatakan puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada November-Desember 2020.

"Analisis dan prediksi Dinamika Atmosfer dan Laut memperlihatkan bahwa November-Desember

2020 La Nina berada pada tingkat moderat," jelas dia.

Waspadai hujan lebat 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan bahwa BMKG melakukan

pemantauan terhadap indikator laut dan atmosfer.

Hasil analisis pemantauan tersebut ternyata menunjukkan, suhu permukaan laut

mendingin -0.5 derajat celsius hingga -1.5 derajat celsius selama dasarian terakhir atau 70 hari.

Ini juga diikuti oleh dominasi aliran zona angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

"Bagi Indonesia, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi

meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah," kata Guswanto.

Guswanto berkata, dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara

spasial maupun temporal, bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina itu sendiri.

Penyebab potensi hujan lebat sepekan mendatang Guswanto juga menjelaskan selain kekuatan La Nina 

yang terpantau, ternyata ada beberapa kondisi atmosfer lainnya yang juga menyebabkan potensi

curah hujan intensitas lebat pada seminggu mendatang.

Di antaranya adalah sebagai berikut.

- Pengaruh sirkulasi angin monsun

- Pengaruh anomali iklim di Samudera Pasifik

- Penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang Madden Julian Oscillation (MJO)

- Gelombang Kelvin

- Penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari timur ke barat berupa gelombang Rossby

Menurut Guswanto, dari beberapa pengaruh tersebut, hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini

menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster atau kumpulan

awan berpotensi hujan.

"Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap

pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia," ujarnya.

Sehingga, berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan

ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat

atau petir dan angin kencang.

Untuk periode 18 - 24 Oktober 2020 dampak MJO berpotensi terjadi di wilayah berikut:

- Aceh

- Sumatera Utara

- Sumatera Barat

- Riau - Jambi

- Bengkulu

- Sumatera Selatan

- Kepulauan Bangka Belitung

- Lampung

- Banten

- DKI Jakarta

- Jawa Barat

- Jawa Tengah

- DI Yogyakarta

- Jawa Timur

- Bali

- Nusa Tenggara Barat

- Kalimantan Barat

- Kalimantan Utara

- Kalimantan Timur

- Kalimantan Tengah

- Kalimantan Selatan

- Sulawesi Utara

- Sulawesi Barat

- Sulawesi Tengah

- Sulawesi Selatan

- Maluku Utara

- Papua Barat

- Papua

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan

kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon

tumbang, dan jalan licin.

(Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB: Waspada, Wilayah Sulawesi Berpotensi Dilanda La Nina"

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/20/12023951/bnpb-waspada-wilayah-sulawesi-berpotensi-dilanda-la-nina?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved