Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polling Pilpres AS, Joe Biden Ungguli Donald Trump, Jaminan Menang atau 2016 Terulang Lagi?

Kemenangan Trump di pilpres 2016 menimbulkan pertanyaan, apakah benar hasil polling akan mencerminkan hasil akhir pemilihan kali ini?

Editor: Finneke Wolajan
AP/PATRICK SEMANSKY (kiri); AFP via Getty/MANDEL NGAN via Serambinews
Kolase foto Joe Biden dan Donald Trump 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Calon presiden Amerika Serikat ( AS) dari Partai Demokrat Joe Biden masih berada di polling teratas pemilihan presiden AS.

Biden masih mempertahankan keunggulan telaknya atas Presiden Donald Trump.

Biden unggul 9 poin persentase secara nasional dari Trump, menurut rata-rata jajak pendapat dari situs RealClearPolitics, dengan 16 hari tersisa sebelum pemilihan pada 3 November.

Namun kemenangan Trump di pilpres 2016 menimbulkan pertanyaan, apakah benar hasil polling akan mencerminkan hasil akhir pemilihan kali ini?

Moderator dari Fox News, Chris Wallace, berbicara ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden saling berargumen dalam debat perdana Pilpres AS, di Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio, pada 29 September 2020.
Moderator dari Fox News, Chris Wallace, berbicara ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden saling berargumen dalam debat perdana Pilpres AS, di Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio, pada 29 September 2020. (AP Photo/Patrick Semansky)

1. Kunci di Electoral College

Di AS capres tidak bisa melenggang ke Gedung Putih hanya bermodalkan suara pemilihan dari rakyat saja, tapi ditentukan oleh Electoral College.

Pada 2016 Trump kalah suara dari Hillary Clinton di pemilihan, tetapi memenangkan cukup banyak negara bagian di Electoral College.

Tahun ini enam negara bagian dipandang sebagai kunci untuk melenggang ke Gedung Putih, yaitu Florida, North Carolina, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan.

2. Di mana titik balik 2016?

Saat itu polling di malam pemungutan suara dengan tepat memprediksi sedikit keunggulan nasional untuk Clinton, "tempat di mana kesalahan pemungutan suara terjadi di beberapa negara bagian Midwestern" yang akhirnya dimenangkan Trump, kata Chris Jackson dari Ipsos Public Affairs kepada AFP.

Dia menerangkan, kurangnya perwakilan dalam sampel polling penduduk kulit putih tanpa gelar sarjana yang memilih Trump adalah salah satu penyebabnya.

Mayoritas lembaga polling mengatakan, mereka telah memperbaiki metodenya untuk mencegah kesalahan serupa terulang lagi.

Di luar itu lembaga-lembaga polling juga mencatat konsistensi. Sejak musim semi Biden unggul dengan rata-rata tidak pernah turun di bawah empat poin persentase.

3. Apakah ada pemilih Trump yang diam?

Beberapa merasa ada pemilih Trump yang enggan menyatakan pilihannya ke lembaga survei, mengingat deretan kontroversi yang sedang mengelilingi presiden.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved