Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Korut Krisis Ekonomi, Kim Jong Un Menangis dan Minta Maaf, Diduga Takut Dilengserkan Rakyatnya

Dalam rekaman tersebut, Kim melepas kacamatanya dan menyapu air mata saat membahas guncangan ekonomi yang melanda Korea Utara

Editor: Finneke Wolajan
Reuters
Kim Jong Un Menangis di Depan Publik Korea Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menangis ketika berpidato. Ada dugaan ia menangis lantaran takut dilengserkan.

Pakar Ramon Pacheco-Pardo menduga Kim Jong Un takut jika dilengserkan oleh rakyatnya sendiri.

Kim Jong Un terisak tangis ketika berpidato dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh pada Sabtu pekan lalu (10/10/2020), dalam sebuah rekaman.

Gambar ini diambil pada 13 Agustus 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 14 Agustus 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa di Pyongyang.
Gambar ini diambil pada 13 Agustus 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 14 Agustus 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa di Pyongyang. (STR/KCNA VIA KNS/AFP)

Dalam rekaman tersebut, Kim melepas kacamatanya dan menyapu air mata saat membahas guncangan ekonomi yang melanda Korea Utara.

Kim Jong Un menyatakan dirinya telah gagal untuk mengangkat derajat kehidupan rakyat.

"Rakyat kita sudah menggantungkan kepercayaan, setinggi langit, sedalam lautan, tapi saya gagal. Saya gagal mengangkat memuaskan kalian," kata dia.

"Untuk itu, saya minta maaf," lanjut pemimpin yang menghabiskan masa mudanya di Swiss, dan menggemari keju serta olahraga basket itu..

Kim mengaku dirinya mendapatkan tanggung jawab yang sangat berat untuk memimpin pendhulunya dari dua pendahulunya, Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

Namun, kejujuran dan usaha keras yang dilakukannya ternyata belum cukup untuk mengatasi kesulitan rakyat Korea Utara.

Dikutip dari The Sun Selasa (13/10/2020), pakar menyebut tangisan Kim itu diyakini adalah pengalihan atas semakin panasnya situasi di Utara.

Pengamat menyatakan Kim tahu diirinya berisiko dilengserkan rakyatnya yang kecewa, kecuali jika bisa menuntaskan janji-janjinya.

Ramon Pacheco-Pardo, profesor muda di King's College London mengatakan, Kim tahu ancaman paling mengerikan adalah dari rakyatnya sendiri.

"Kim tentu sadar jika dia masih ingin menikmati kekuasaanya, dia harus membuat janji-janjinya nyata," terang pakar hubungan internasional itu.

Menurutnya, Kim selalu menekankan bahwa rakyat Korea Utara tak perlu mengetatkan ikat pinggang.

Namun, pada awal tahun ini, dia terpaksa memerintahkannya.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved