Travelling
Josry Mandiangan Bersama Komunitas Bangun Tempat Wisata Puncak SMT
Josry Mandiangan dengan menggerakkan komunitas SMT, bersama-sama mereka gotong royong untuk merancang bahkan membangun tempat wisata puncak SMT
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pariwisata di Sulawesi Utara ditutup sementara sejak adanya Covid-19, tetapi berjalannya waktu pemerintah memberikan kesempatan pariwisata dibuka dengan memperhatikan protokol kesehatan yang benar.
Komunitas yang ada di Desa Lesabe, kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Sangihe membuat puncak SMT agar bisa menghibur warga.
Hal itu berawal dari inisiatif Josry Mandiangan dengan menggerakkan komunitas SMT, bersama-sama mereka gotong royong untuk merancang bahkan membangun tempat wisata tersebut yaitu puncak SMT.
Baca juga: Pjs Gubernur Agus Fatoni Anjurkan Paslon Kampanye Virtual
Baca juga: Brani Puji Kepemimpinan Olly - Steven, Sinyal Dukungan di Pilgub?
Baca juga: Olly Dondokambey Beber Masalah Klasik Manado, Sampah dan Air Bersih yang tak Kunjung Tuntas
Bagi Josry, puncak ini memang sudah lama ada, namun berangkat dari masalah pandemi saat ini, dirinya dan kawan-kawan berniat menghibur masyarakat yang ada di daerah sekitar dengan menghadirkan tempat wisata baru.
Menurut Josry Mandiangan sebagai penanggung jawab tempat wisata tersebut, dibukanya tempat wisata ini di tengah pandemi maka di lokasi menyediakan hand sanitizer ketika pengunjung datang.
"Di wisata tersebut, selain tempatnya yang sejuk tapi juga sangat menghibur karena tempat tersebut berada di puncak gunung," ucapnya.
Baca juga: Dinkes Lakukan Swab Test Pejabat Eselon II dan III A Pemkab Boltim

Josry juga mengatakan puncak tersebut menawarkan pemandangan kampung Lesabe dan Lesabe 1 bahkan 2 pulau di depan yakni Pulau Tehang dan Batuwingkung.
"Sekarang SMT sementara menyiapkan dan akan lebih memperketat protokol kesehatan, dan rencananya minggu depan hal itu akan di terapkan. Sejauh ini yang ingin berkunjung wajib pakai masker dan bilas tangan dengan hand sanitiser yang disiapkan," tambahnya.
Di lokasi tersebut memang katanya, belum menyediakan makanan khas, yang ada sejauh ini baru makanan ringan dan sudah disiapkan tempat sampah.
Josry katakan, kalau dari kota Tahuna perjalan membutuhkan waktu 45 menit sedangkan kalau dari kampung Lesabe cukup 3 menit saja perjalanan.
Baca juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas Tergeletak di Area Persawahan, Kabel Jatuh dan Tersengat Listrik
"Lokasi tempat wisata tersebut berada di pinggir jalan, jadi tidak memerlukan banyak tenaga untuk menjangkau lokasi tersebut," ungkapnya.
"Jadi kehadiran tempat wisata ini yang baru di buka pada tanggal 10 Oktober 2020, sebagai bentuk hiburan kepada masyarakat di saat pandemi seperti sekarang," katanya.
Ia juga sampaikan memang puncak itu sudah lama ada, tapi masih kotor dan tidak terawat bahkan tidak bisa di jadikan tempat wisata foto, karena lokasinya agak curam. Nanti setelah dibuatkan tempat untuk berfoto, baru bisa di kunjungi masyarakat.(fis)
Baca juga: Ketika Lady Bikers Honda Sulut Sosialisasi Keselamatan Berkendara dan Bagi-bagi Masker
Baca juga: Kaum Milenial di Desa Lion, Siap Bawa BERKAH Pimpin Bolsel Satu Kali Lagi
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: