Kabar Korea Utara
Kim Jong Un Menangis, Ceritakan Kondisi Terkini Korea Utara, Kali Ini Tak Provokasi Amerika
Korea Utara kena sanksi internasional akibat uji coba senjata, Pyongtang juga didera oleh banjir, terjangan topan, hingga dampak virus corona.
"Dia hampir berusaha tidak memprovokasi AS, sambil di saat bersamaan memamerkan keberhasilan negaranya untuk merekatkan persatuan," ujar Duyeon Kim.
Selain dimeriahkan oleh defile pasukan, parade militer merayakan 75 tahun Partai Buruh itu juga menjadi ajang perkenalan senjata baru.
Salah satunya adalah rudal balistik antar benua (ICBM) terbaru Korut, yang disebut merupakan senjata terbesar yang dibuat oleh negara itu.
Acuannya adalah ketika diperkenalkan di Lapangan Kim Il Sung, ICBM yang belum diketahui namanya itu diangkut dengan kendaraan 22 roda.
Sebagai perbandingan, Hwasong-15 yang adalah ICBM terhebat Korut dan sanggap menempuh jarak 12.000 km, dibawa di kendaraan dengan 18 roda.
Kim Jong Un Umumkan Tak Ada Warganya yang Terkena Virus Corona
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan, tak ada warganya yang tertular corona, di mana dia juga berterima kasih kepada pasukannya.
Kim menyatakannya di hadapan hadirin dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun Partai Buruh, yang diyakini dihelat pada dini hari.
Dilansir AFP Sabtu (10/10/2020), Pemimpin Korea Utara sejak 2011 itu bersyukur, "tidak ada satu pun warganya" yang menderita virus corona.
Kim Jong Un, yang mengenakan setelah abu-abu dan berdasi, dengan emosional mengucapkan terima kasih kepada militer Korea Utara.
Dilaporkan Reuters, Kim memuji tentaranya yang tak kenal lelah dan bekerja keras untuk mencegah wabah Covid-19 maupun bencana alam.
Dalam pidatonya, Kim juga memberikan doa dan harapan kepada mereka yang masih harus berjuang karena Covid-19 untuk segera pulih.
Pyongyang langsung menutup pintu perbatasannya dengan China, negara yang pertama kali mengalami dan melaporkan adanya wabah ini, pada Januari.
Sejak saat itu, media setempat memberitakan bahwa mereka tidak ada kasus corona di sana. Klaim yang diragukan AS maupun negara tetangga, Korea Selatan.
Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir nampaknya negara yang menganut ideologi Juche itu sudah tidak lagi menggunakan pernyatan eksplisit seperti itu.
Sebaliknya, mereka menekankan pentingnya penguatan ekonomi, di mana sektor ini dipercaya hampir kolaps karena pandemi dan sanksi internasional.