Demo UU Cipta Kerja
Fasilitas Umum Dirusak dan Lawan Aparat, Pengamat Intelijen: Ada Penyusup yang Memprovokasi
Aksi perusakan seperti pembakaran halte busway di Jakarta dan perusakan kendaraan polisi dan ambulans menunjukkan para pelaku mempunyai tujuan lain.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi demonstrasi yang dilakukan untuk menolak pengesahan UU Cipta Kerja berujung ricuh.
Bentrokan antara demonstran dan aparat pun tak terhindarkan.
Akibatnya sejumlah fasilitas umum pun dirusak hingga terbakar.
• Aksi Heroik Pemuda Selamatkan Seorang Polisi dari Kepungan Massa, Aksinya Terekam CCTV
• Nikita Mirzani - Andi Arief Sindir Puan Maharani, Najwa Shihab: Saya Tidak Akan Mematikan Mic Kalian
Analis intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengaku tak mempermasalahkan unjuk rasa yang dilakukan buruh dan mahasiswa yang memang murni menolak UU Cipta Kerja.
Akan tetapi, dia mencurigai adanya penyusup yang melakukan tindak kekerasan hingga perusakan yang membuat aksi unjuk rasa menjadi tidak simpatik dan justru merugikan masyarakat.
"Tidak ada masalah dengan demo yang dilakukan mahasiswa dan buruh di berbagai kota di Indonesia, hal tersebut dijamin konstitusi. Namun, adanya penyusup yang memprovokasi dan melakukan perusakan fasilitas umum serta perlawanan terhadap aparat membuat situasi menjadi ricuh," ujar Stanislaus, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (9/10/2020).
Stanislaus mengatakan aksi perusakan seperti pembakaran halte busway di Jakarta dan perusakan kendaraan polisi termasuk ambulans menunjukkan para pelaku mempunyai tujuan lain.
Hal tersebut membuat kerugian yang cukup besar terutama terhadap masyarakat yang sehari-hari menggunakan fasilitas umum.
Karenanya dia meminta pemerintah untuk tegas menindak para pelaku.
"Pemerintah dalam hal ini aparat keamanan harus bertindak tegas dan melakukan proses hukum terhadap pelaku perusakan dan kekerasan dalam unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja tersebut. Jangan biarkan negara ini menjadi arena bagi kelompok-kelompok yang menunggangi isu populis demi kepentingannya," jelasnya.
Selain itu, Stanislaus turut memberikan apresiasi kepada aksi masyarakat Yogyakarta selepas unjuk rasa. Mereka langsung melakukan gotong royong membersihkan dan memperbaiki Malioboro setelah dirusak oleh massa pelaku unjuk rasa.
"Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat Yogyakarta tidak mendukung aksi kekerasan dalam unjuk rasa tersebut. Masyarakat Jogja dengan budayanya yang luhur pasti menolak cara-cara tersebut, dan mereka melawannya dengan cara yang beradab dengan gotong royong," kata Stanislaus.
Diduga ditunggangi kelompok anarko
Kerusuhan yang terjadi saat demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di wilayah Jakarta, Kamis (8/10/2020) bukan dilakukan buruh atau mahasiswa.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan kerusuhan diduga dilakukan orang-orang yang tergabung dalam kelompok Anarko.