Penanganan Covid
Kemenparekraf Gagas Gerakan BISA di 5 Objek Wisata Sulut, Edukasi Pentingnya Protokol Kesehatan
Kampanye pariwisata yang aman dan sehat di era New Normal ini digelar serentak di lima destinasi wisata di Minahasa dan Tomohon,
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memilih Sulut sebagai salah satu tempat digelarnya Gerakan Bersih Indah Sehat dan Aman (BISA).
Kampanye pariwisata yang aman dan sehat di era New Normal ini digelar serentak di lima destinasi wisata di Minahasa dan Tomohon,
Kemenparekraf menggelar Gerakan BISA di objek wisata Taman Wisata Alam (TWA) dan Gunung Mahawu di Kota Tomohon dan Sumaru Endo, Benteng Moraya dan Bukit Kasih Kanonang di Minahasa.
• Update Demo Penolakan UU Cipta Kerja, Tim Maleo Polda Sulut Bubarkan Aksi Bakar Ban
Kegiatan ini melibatkan ratusan pelaku pariwisata seperti pemandu wisata, UMKM, pecinta alam, SAR dan komunitas peduli wisata setempat. Mereka sebagian besar terdampak pandemi Covid-19
Khusus di Taman Wisata Alam Tomohon, Kemenparekraf memberikan bantuan sejumlah peralatan.
Mulai dari tempat sampah, gerobak sampah, sapu, gunting rumput, sekop, cangkul, tangki semprot hingga mesin paras.
Selanjutnya, peserta Gerakan BISA membersihkan objek wisata tersebut.
Puluhan peserta dibagi beberapa kelompok dan menyebar di beberapa titik pembersihan.
Mereka mencabut rumput liar, mengangkat sampah plastik, merapihkan tanaman, dan menata ulang tanaman hias.
Gerakan BISA merupakan inisiatif Kemenparekraf untuk membangkitkan pariwisata di daerah di Era New Normal.
Sub Koordinator Bidang Harmonisasi dan Evaluasi Kebijakan Lintas Sektor Bidang Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Dwi Wahyuni menjelaskan, BISA sejalan dengan program CHSE (Clean, Healthy, Safety and Enviromental Sustainability) dalam dunia pariwisata di era New Normal.
"Kita mengedukasi pelaku pariwisata, masyarakat dan wisatawan pentingnya menjaga kebersihan objek wisata serta menjalankan protokol kesehatan," kata Dwi.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R. Kurleni Ukar mengatakan, antusiasme kolektif pihaknya membangun kesadaran kolektif pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
"Tidak hanya insan pariwisata tapi pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat," kata Ukar.
Katanya, penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang ditumbuhkan oleh seluruh pihak untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif di New Normal.
Kabid Pengembangan Industri Dispar Sulut, Fany Julite Matheus SP MSi yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata Henry Katjily mengatakan, Pemprov Sulut mengapresiasi Kemenparekraf yang peduli dengan pengembangan pariwisata di daerah di tengah pandemi.
Apalagi, Sulut dipilih sebagai tempat pelaksanaan Gerakan BISA. "Kegiatan seperti ini mengedukasi wisatawan yang berkunjung agar menjaga objek wisata yang bersih indah sehat dan aman. Sangat positif dalam rangka membangkitkan pariwisata yang mati suri akibat Covid," ujar Fany.
Kemenparekraf menjalankan Gerakan BISA, program semacam padat karya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang melibatkan para pelaku usaha parekraf dan masyarakat terdampak Covid-19 di sekitar destinasi wisata dengan tagline #IndonesiaCare.
"Kampanye ini bertujuan menumbuhkan kesadaran kolektif untuk peduli terhadap kebaikan bersama dengan menjalankan protokol kesehatan," jelasnya.
Sulut merupakan provinsi ke-14 tempat dilaksanakannya kegiatan tersebut. "Kegiatan ini sebelumnya sudah kami gelar di 50 kabupaten kota di Indonesia," tambah Dwi Wahyuni.
Gerakan BISA telah dilaksanakan di beberapa seperti Biduk-Biduk, Berau, Kalimantan Timur, Banyuwangi, Malang, Probolinggo dan Bali.
Khusus di Tomohon dan Minahasa, aksi gotong royong sekitar 200 warga membersihkan objek wisata akan berlangsung hingga Jumat (09/10/2020).(ndo)