Tokoh
Menyimak Isi Pikiran Sosok Ketua PKI DN Aidit, Wawancara Tahun 1964
Sejak zaman orde baru hingga saat ini, banyak dari kita yang menganggap DN Aidit sebagai sosok dibalik Gerakan 30 September 1965.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di zamannya, Dipa Nusantara (DN) Aidit cukup tersohor sebagai tokoh politik dengan tingkat inteligensi yang mumpuni.
Sejak zaman orde baru hingga saat ini, banyak dari kita yang menganggap DN Aidit sebagai sosok dibalik Gerakan 30 September 1965 yang menyebabkan gugurnya 6 Jenderal Angkatan Darat serta 1 Perwira Pertama.
Benar tidaknya tudingan tersebut, hingga kini masih menjadi perdebatan para ahli dan pegiat sejarah, baik di dalam maupun luar negeri.
Namun banyak dari kita yang penasaran, seperti apa isi pikiran seorang DN Aidit?
Nah, terkait hal ini, ada artikel menarik dari Majalah Intisari. Di mana artikel ini adalah hasil wawancara dengan DN Aidit.
Di masa itu, Majalah Intisari pernah punya kebiasan berkunjung ke kantor beberapa pentolan partai politik yang ada di Indonesia waktu itu.
Berikut pengalaman Intisari berkunjung ke kantor CC PKI di Jalan Raya Kramat, Jakarta Pusat, pada awal tahun 1964.
****

Bagaimana markas besar bung Aidit? Kerapian dan militansi organisasinya terasa benar, tatkala kami berdua hendak diterima oleh bung Aidit.
Isi buku tamu, diantarkan ke kamar tunggu. Tak lama kemudian bung Aidit keluar mempersilakan kami masuk ruang kerjanya.
Dindingnya bercat ros, serba rapi, yang kami lihat potret bung Aidit dengan bung Karno serta bung Aidit dengan kawan Mao Tse Tung.
Tak banyak kami ajukan pertanyaan, karena berdasarkan daftar pertanyaan yang kami kirimkan lebih dulu, sudah disusunnya garis besar riwayat hidupnya yang dibacanya sambil memberikan beberapa keterangan.
Tatkala bung Aidit duduk di sekolah dasar HIS Blitung, pak guru St. Indra bertanya kepadanya dalam mata pelajaran ilmu bumi. Di Digul ada apa?
Jawabnya, “Ada banyak orang pandai.” Pak guru agak terkejut dan murid itu diberinya angka baik. Jawaban itu didapatkan Dipa Nusantara Aidit dari ayahnya.
Ayahnya suka membaca surat kabar misalnya Pemandangan.