Kecelakaan Maut
Kisah Kecelakaan Maut di Sleman, Korban yang Selamat Duduk di Jok Belakang, Akui Tenggak Miras
Korban selamat pun menceritakan apa yang dialaminya selama menjadi penumpang mengikuti perjalanan.
TRIBUNMANADO.CO.ID, SLEMAN - Pada Sabtu (03/10/2020) pagi lalu terjadi kecelakaan lalu lintas
di Jalan Magelang km 8, Mlati, Sleman.
Satu unit mobil Honda Mobilio dan satu mobil MPV lainnya alami kecelakaan.
BERITA TERPOPULER :
• Video Mengerikan Detik-detik Tentara Armenia Dibantai dan Dibombardir Azerbaijan, Terlempar ke Udara
• Hasil Wawancara DN Aidit saat Masih Hidup, Ubah Nama Jabatan di PKI Gara-gara Ditanya Orang Manado
• 12 Karakter Suami Berdasarkan Zodiak, Pemarah hingga Penyayang, Ada 4 yang Terbaik, Siapa Saja?
TONTON JUGA :
Empat remaja yang jadi penumpang tewas.
Ada juga yang selamat dalam kecelakaan maut itu.
Korban selamat pun menceritakan apa yang dialaminya.
Diakui korban, saat itu ia dan teman-temannya dalam pengaruh minuman keras (miras).
Mobil tersebut bahkan hampir kecelakaan lima kali.
Kecelakaan maut di Sleman yang menewaskan empat remaja warga Sawah Besar Kaligawe
Semarang terungkap fakta baru.
Menurut satu korban selamat R, mobil Mobilio yang dikemudikan Wirangga Arrazi (17) alias
Wira memang dipengaruhi minuman keras (miras).
"Benar dia minum miras, kami semua satu mobil juga minum," katanya saat
ditemui Tribunjateng.com, Selasa (6/10/2020).
Ia melanjutkan, satu mobil terdapat tujuh orang termasuk dirinya.
Ia berada di jok mobil paling belakang bersama temannya berinisial T (14) remaja paling muda
di rombongan itu yang masih duduk di kelas 2 SMP.
Kursi depan mereka diisi oleh tiga orang yang semuanya telah meninggal dunia dalam kejadian itu.
Jok mobil paling depan diisi oleh Wira dan M Rizqi Badrul Tamam.
Rizqi tewas dalam kecelakaan tersebut.

Satu mobil itu, kata R, membawa setidaknya empat botol Congyang, dua botol soju dan
satu botol miras oplosan.
Minuman tersebut dipesan secara COD oleh korban yang telah meninggal dunia di
wilayah Kota Semarang.
Mereka mulai menenggak miras ketika mau keluar dari wilayah Kota Semarang
sekira pukul 03.00 WIB.
"Saya hanya tenggak satu sloki soju habis itu berhenti karena rasanya tidak cocok
lalu saya bersama T menyibukan diri dengan bermain handphone.
Untuk teman lain baik korban meninggal maupun sopir saya tidak tahu mereka
minum berapa botol," ungkapnya.
Selain menenggak miras, R mengaku, mereka juga menyetel musik DJ dengan volume keras.
Dengan dipengaruhi miras tersebut, sopir mengemudikan mobilnya dengan
kecepatan tinggi di atas 100 kilometer perjam.
Menurut R, selama mengemudikan kendaraan Wira beberapa kali
hendak mengalami kecelakaan.
Di antaranya hampir menabrak truk di depannya, hendak menghantam barrier
atau pembatas jalan, nyaris menabrak pengendara motor Vario dan lainnya.
"Seingat saya mobil hampir kecelakaan sebanyak lima kali lebih, tentu saya dan empat
korban meninggal mengingatkan sopir namun tidak digubris,
saya juga tidak enak menegur terus," jelasnya.
R mengatakan, sudah tidak nyaman dengan kondisi tersebut lalu memilih untuk tidur.
Sebelum tidur sekira pukul 05.49, ia sempat membuat status whatsapp dengan
merekam aktifitas semua temannya di mobil.
Kemudian terjadilah kejadian nahas tersebut yang mana ia sedang tertidur pulas.
"Ketika itulah saya sempat bermimpi kecelakaan persis yang saya alami setelahnya," bebernya.
Sewaktu sadar kejadian kecelakaan, R sudah berada di jalan.
Ia sempat melihat teman-temannya sakaratul maut di depannya.
Ia mengaku sangat trauma dengan kejadian itu lantaran teman-temannya
tewas di depannya.
Bahkan, rombongan mobil di belakangnya yang selamat ada yang pingsan ketika
melihat korban meninggal satu persatu.
"Saya, Wira dan T selamat. Saya luka patah tulang di bahu kiri, ada juga luka lecet di
paha kiri dan tangan kanan, wajah saya juga alami luka lecet di pelipis dan hidung."
T hanya luka ringan yakni lecet di paha kaki kiri dan Wira kabarnya luka parah di kepala," katanya.
Sepengetahuan R, mobil yang mereka dikendarai dirental atau dipinjam selama satu hari.
Ia tidak mengetahui pasti siapa yang merental, yang jelas mobil dirental di Kota
Semarang dengan menggunakan KTP milik M Rizqi Badrul Tamam lantaran secara
usia paling tua sehingga memiliki identitas pribadi.
Sedangkan mobil satunya, R tidak mengetahuinya sebab dia hanya ikut-ikutan saja
dalam piknik yang rencananya menuju ke Pantai Indrayanti dan Malioboro itu.
Bahkan, ia diajak mendadak karena jumlah rombongan kurang.
"Sopir dan keempat korban yang dari awal merencanakan acara tersebut, saya hanya
mengiyakan ikut piknik di hari terakhir sebelum keberangkatan.
Itupun ada celetuk teman yang bilang kalau saya sudah lama ga kumpul jadi saya ga
enak sehingga terpaksa ikut," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kecelakaan maut terjadi di Jalan Magelang KM 7,8 Mlati
Glondong Sendangadi Mlati Kabupaten Sleman DIY yang melibatkan dua kendaraan MPV, Sabtu (3/10/2020) sekira pukul 06.30.
Ada empat korban meninggal dunia masing-masing Muhammad Badrul Tamam (19)
Satria Candra Saputra (16) Safek Dafa (16) Muh Abil Masahid (18).
Untuk korban selamat, Wira (19) R (16) T (15).
(Tribun Jateng/iwan Arifianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Cerita Korban Selamat Kecelakaan Mobilio di Sleman: Ada Congyang Hingga Sopir 5 Kali Hampir Menabrak"