G30S PKI
Kisah Sebenarnya, Kenapa PKI Bunuh 6 Jenderal & 1 Perwira 30 September 1965, DN Aidit Coret 3 Nama
Dimulai dengan menculik dan kemudian membunuh pejabat-pejabat teras Angkatan Darat untuk melumpuhkan angkatan ini.
Mereka yang pernah diadili, mengungkapkan peristiwa G30S tidak bisa dilihat sebagai dosa tunggal PKI.
Salah satunya, Kolonel Abdul Latief yang kala itu menjabat Komandan Garnisun Kodam Jaya.
Ia divonis mati dan akhirnya menghabiskan 32 tahun di penjara karena keterlibatannya dalam G30S.
Dalam kesaksiannya, Latief mengatakan penculikan para jenderal adalah inisiatifnya bersama rekan-rekannya sesama perwira militer, yakni Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa) dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).
Rapat persiapan dilakukan sampai sepuluh kali. Lokasinya berganti-ganti, yaitu di rumah Sjam, Kolonel Latief, atau kediaman Kapten Wahyudi. Dalam rencana itu, ada Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan badan intelijen PKI.
Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.
Sasaran operasi terbatas PKI baru ditentukan pada 26 September 1965.
Tim pelaksana menentukan ada 10 tokoh antikomunis yang harus "diamankan".
Daftar nama-nama tokoh yang rencananya menjadi sasaran G30S adalah:
- Jenderal TNI AH Nasution
- Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jenderal Raden Soeprapto
- Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jenderal Siswondo Parman
- Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo
- Wakil Presiden Mohammad Hatta
- Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh
- Jenderal Soekendro
Tetapi Ketua Central Committee (CC) PKI, DN Aidit mencoret tiga nama terakhir.
Apa yang menyebabkan mereka menculik para jenderal? Peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Sukarno.
Mengutip Jenderal TNI anumerta Basoeki Rachmat dan Supersemar (2008) karya Dasman Djamaluddin, sebelumnya PKI telah melancarkan isu bahwa Dewan Jenderal akan merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno dengan memanfaatkan pengerahan pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka peringatan HUT ABRI pada 5 Oktober 1965.
Menurut sumber tersebut, isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kegiatan politik, melakukan kup (kudeta) terhadap negara dan bangsa tidak benar.
Yang ada hanyalah Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Angkatan Darat). Tugasnya adalah membahas kenaikan pangkat dan jabatan dari kolonel ke brigjen dan dari brigjen ke mayjen dan seterusnya.
Apakah mereka berniat menghabisi para jenderal