Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Gara-gara Tugas Numpuk, Bocah Ini Ngeluh ke Nadiem Makarim: 'Pak Nadiem Tolong, Tolong'

Pandemi Covid-19 di Indonesia tak hanya mempengaruhi masalah kesehatan, namun juga berdampak pada ekonomi yang merosot.

Editor:
(SFH)
Tangkap layar YouTube THYO ARMHYN18 Bocah ini ngeluh ke Nadiem Makarim prihal tugas menumpuk akibat School From Home 

 Berikut videonya

Kisah di atas merupakan salah satu dari beragam kisah sekolah online dari berbagai daerah.

Termasuk salah satunya di daerah Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Di daerah ini sekolah online dirasa cukup sulit bagi murid karena kendala oleh sinyal internet.

Sehingga para murid harus mendaki bukit untuk bisa belajar online atau daring.

Sejumlah siswa yang ada di Desa Tanjung Taring dan Tanjung Keling, Kelurahan Burung Dinang, Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam sampai saat ini masih kesulitan melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sistem Daring yang masih diberlakukan pemerintah di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Pasalnya, puluhan siswa SMA dan SMP di dua desa tersebut kesulitan mendapatkan sinyal internet.

Hal ini disebabkan kawasan tersebut masih merupakan kawasan blank spot.

Pantauan Sripoku.com, Sabtu (5/9/2020) menyebutkan, puluhan siswa warga dua desa tersebut harus berada di atas bukit untuk bisa melakukan belajar daring.

Hal ini disebabkan hanya di atas bukit tersebut yang bisa menemukan sinyal internet.

Melihat susahnya para siswa yang harus panas-panasan saat berlajar karena tidak ada tempat berteduh, warga Desa Tanjung Keling secara swadaya melakukan gotong royong membuat pondok untuk anak-anak mereka belajar daring.

Ketua RW 02 Desa Tanjung Keling, Topa, mengatakan pihaknya sangat prihatin melihat anak-anak mereka harus berpanas-panasan di atas bukit untuk bisa melakukan KBM sistem Daring.

Karena hanya di atas bukit yang cukup jauh dari permukiman tersebut terdapat sinyal handphone.

"Selama ini anak-anak kami ini belajar diatas bukit ini dengan panas-panasan karena tidak ada tempat berteduh.

Kadang mereka harus masuk dibawa rerumputan agar terhindari dari terik matahari," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved