G30S PKI
Pengakuan Algojo 1965, Pembantaian Massal Anggota & Tertuduh PKI di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah
Seusai kejadian G30S, konflik yang berujung pembunuhan terjadi di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Kisah Pembantaian Massal di Purwodadi
Dalam bukunya, Princen juga menuturkan bahwa salah satu anggota milisi Hanra Inti, bernama Mamik, menceritakan itu dalam pengakuan dosanya.
Mamik menyatakan telah membunuh 50 orang hanya dalam semalam.
Kesaksian Romo Wignyo ini kemudian diungkap Princen kepada pers nasional dan internasional.
Diakui olehnya, bahwa Henk Kolb, wartawan harian Belanda, HaagscheCoumnt, menjadikan cerita itu sebagai acuan investigasinya.
Dalam laporannya (seperti yang dilaporkan Tempo), Kolb menyebutkan terdapat tujuh tempat pembantaian atau kuburan massal.
Tempat itu berada di Desa Simo (300 mayat yang terkubur), Desa Cerewek (25), Desa Kuwu (100), Desa Tanjungsari (200), Desa Banjarsari (75), Grobogan (50), dan Pakis (100 mayat).
Sedangkan untuk tempat kamp penahanan, yang paling besar adalah gudang beras milik Ang Kwing Tian.
Sementara tahanan yang ditangkap berasal dari berbagai tempat.
"Demikian pula dengan satu regu Hanra Inti yang bertugas jaga di situ," ujar salah satu sumber Tempo yang menjadi asisten petugas kesehatan di kamp tahanan.
Dilaporkan bahwa di kamp tersebut tahanan mengalami siksaan luar biasa, dari pukulan hingga sengatan listrik.
Tidak jarang juga, para tahanan hampir gila lantaran siksaan tersebut.
Pada waktu malam, terkadang para anggota Hanra Inti mengeluarkan sedikitnya 20 tahanan.
Para tahanan kemudian diangkut dengan truk ke suatu tempat.
Di lokasi tersebut, dilaporkan para tahanan dieksekusi dengan cara dipancung atau dipukul tengkuknya dengan besi.

Kisah Pembantaian Massal di Purwodadi: Kesaksian Sugin
Penduduk setempat juga menyebut tempat pembantaian terhadap orang-orang PKI terletak di hutan Gundih di luar Desa Kuwu.
Mereka mengetahui bahwa hutan jati tersebut adalah tempat eksekusi lantaran tanpa sengaja algojo meninggalkan satu potongan kepala yang lupa dikubur.
Seorang petani bernama Sugin, (kesaksian diberikan kepada sejarawan Bonnie Triyana yang dikutip Tempo), mengakui pernah melihat langsung seseorang yang kepalanya dipukul besi hingga tewas.
Sugin berujar bahwa mayat korban langsung dikubur di tempat dan di atasnya ditanam pohon pisang.'
Kisah Pembantaian Massal di Purwodadi: Penangkapan Sugeng
Maskun Iskandar, seorang wartawan Harian Indonesia Raya pernah melaporkan kejadian pembantaian massal di Grobogan.
Ia menyebutkan bahwa razia terhadap PKI di Purwodadi diawali dengan penangkapan seseorang bernama Sugeng.
Sugeng ditangkap karena ia dilaporkan sering merampok.
Dalam pemeriksaannya, Sugeng berujar bahwa PKI dianggapnya sedang giat membentuk Tentara Pembebasan Rakyat.
"Berdasarkan keterangan awal itulah pembersihan terhadap PKI dilakukan," ujar Maskun.
Bonnie Triyana (seperti yang dikutip Tempo) memiliki pandangan berbeda terkait pembantaian massal di Purwodadi, Jawa Tengah.
Bonnie menyatakan bahwa terdapat perbedaan atas pembantaian di Jawa Timur yang melibatkan masyarakat secara sukarela, sedangkan di Grobogan tentara langsung memberi komando kepada elemen masyarakat.
Senada dengan pernyataan Bonnie, Princen juga berujar bahwa tentara langsung melakukan komando terkait penumpasan anggota PKI.
"Lebih baik kalian (masyarakat) membersihkan (komunis) sendiri daripada saya yang membersihkannya," kata Komandan Kodim 0717 Purwodadi Letnan Kolonel Tedjo Suwarno, seperti dikutip Princen.
Princen menganggap bahwa apa yang dilakukan Tedjo sebenarnya merupakan perintah atasannya.
Kedua argumen tersebut juga mirip dengan sumber yang dimiliki oleh Tempo.
Bahwa terdapat radiogram langsung dari Panglima Kodam VIl/ Diponegoro Mayor jenderal Surono, yang meminta Kodim 0717 melakukan operasi pembersihan PKI.
"Operasi pengamanan ini tentunya berbentuk penangkapan dan pembantaian itu," ujar saksi yang dimiliki Tempo tersebut.
Pembuktian bahwa militer menjadi komando utama atas pembersihan orang-orang PKI terbukti (seperti dilaporkan Tempo).
Hal tersebut terlihat dari ditemukannya perintah dari pusat yang tertuang dalam memori intelijen serah-terima jabatan Kepala Staf Kodam Diponegoro tertanggal 23 Juli 1968.
Memori intelijen ini secara terang-terangan menyebutkan jumlah anggota PKI yang telah ditangkap dalam Operasi Kikis II, terdiri dari: 172 orang klasifikasi A, 248 orang klasifikasi B, dan 472 orang klasifikasi C.
"Biasanya yang klasifikasi A itu yang kategorinya berat dan pasti dihabisi," kata saksi yang dimiliki Tempo.
--
Sumber:
Liputan Khusus Tempo, 1 - 7 Oktober 2012 "Pengakuan Algojo 1965"
--
Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul, G30S 1965 - Pembantaian Massal terhadap Anggota dan Tertuduh PKI di Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah, https://www.tribunnewswiki.com/2019/09/17/g30s-1965-pembantaian-massal-terhadap-anggota-dan-tertuduh-pki-di-grobogan-purwodadi-jawa-tengah