G30S
Mengenang Letjen S Parman, Sosok Pejuang Sejati, Gugur di Tangan Komplotan G30S, Kakak Petinggi PKI
Siswondo Parman gugur saat persitiwa Gerakan 30 September (G30S). Ia ditetapkan pahlawan revolusi Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Lahir di Wososobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918, Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman adalah pejuang sejati.
Ia terlibat aktif dalam perang melawan Belanda di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Siswondo Parman gugur saat persitiwa Gerakan 30 September (G30S). Ia ditetapkan pahlawan revolusi Indonesia.
Merupakan anak keenam dari 11 bersaudara yang lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918.
Sang ayah bernama Kromodihardjo dan memiliki kakak laki-laki bernama Ir. Sakirman yang di kemudian hari menjadi petinggi di Partai Komunis Indonesia (PKI).
Riwayat Pendidikan
Parman menyelesaikan pendidikan dasar di HIS (Hollandsch Inlandsche School) lalu melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs) di Yogyakarta dan AMS (Algemeene Middelbare School).
Namun saat duduk di AMS, sekolah setingkat SMA di tahun 1937, sang ayah meninggal dunia.
Hal ini membuat Parman sempat berhenti sekolah hingga dua tahun dan membantu sang ibu berjualan di Pasar Wonosobo.
Parman kemudian menyelesaikan sekolahnya di AMS dan melanjutkan ke Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta.
Namun invasi Jepang di tahun 1942 membuat Parman kembali berhenti sekolah.
Parman kemudian menjadi penerjemah bagi polisi militer Jepang yaitu Kenpetai. (1)
Karier
Setelah Indonesia Merdeka, Parman memilih terjun ke dunia militer sebagai bentuk pengabdian kepada negara.
Parman mengawali karier militer dengan menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pada Desember 1945, Parman diangkat menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi (PT) di Yogyakarta.
Parman bahkan ikut bergerilya hingga luar kota selama Agresi Militer II.
Setelah Agresi Militer II pada Desember 1949, Parman ditugaskan sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya.
Parman juga sempat mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (semacam AKMIL) di Breda, Belanda.
Parman kemudian diangkat menjadi Asisten I Men Pangad bidang intelijen dengan pangkat Brigadir Jenderal.
Pangkatnya naik menjadi Mayor Jenderal pada Agustus 1964.
Saat Parman menjabat sebagai Asisten I bidang inetelijen, pengaruh PKI telah meluas dan menjadikannya sebagai musuh angkatan darat.
PKI menyebar opini publik bahwa AD berniat menggulingkan kepemimpinan Presiden Soekarno dan mendesak presiden membentuk angkatan ke lima yang beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai.
Parman merupakan satu di antara beberapa pihak yang menentang keras rencana tersebut.
Hal inilah yang kemudian membuat Parman menjadi sasaran utama PKI.
Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Parman diculik gerombolan G30S.
Di Lubang Buaya, Parman ditembak dan jasadnya baru ditemukan tanggal 4 Oktober 1965.
Siswondo Parman dimakamkan di TMP Kalibata pada 5 Oktober 1965 dan mendapat gelar Letnan Jenderal Anumera. (1)
Kisah sebelum wafat
Sebelum diculik dan meninggal dunia di Lubang Buaya, Siswondo Parman punya kebiasaan setiap malam Jumat, yaitu tidak tidur sebelum pukul 24.00.
Seperti yang dilakukan Siswondo Parman dan istrinya pada malam sebelum diculik, Kamis 30 September 1965.
Sebelum tidur, Parman dan sang istri dikejutkan dengan banyaknya burung gereja dan burung sriti di kamar tamu.
Pada pukul 04.00, keheningan di rumah Parman pecah saat sejumlah kendaraan truk datang berisikan prajurit Tjakra dan membangunkan pasangan itu.
Salah seorang prajurit mengatakan kepada Parman bahwa keadaan negara sedang genting.
Sumirahayu yang curiga bahkan sempat menanyakan surat perinyah dan identitas si penjemput.
Saat keluar rumah, Siswondo Parman kaget lantaran banyak prajurit Tjakra di halaman,
Parman pun memerintahkan Sumirahayu menghubungi Menpangad Letjen Ahmad Yani namun sambungan telepon rumah telah diputus.
Parman lalu dibawa ke lubang buaya dan gugur ditembak oleh komplotan G30S.
Sebelum meninggal dunia,juga berpesan agar dimakamkan di TMP Kalibata jika dirinya wafat.
Parman bahkan meminta agar batu nisannya nanti bertuliskan 'Pejuang Sejati'.
(Tribunnewswiki.com/Fathul Amanah)
• KPK Ungkap Modus Korupsi Kepala Daerah, Giri Suprapdiono: KPK Sudah Tahu
• Gubernur Anies Baswedan Siapkan Strategi untuk Tangani Pengungsi Banjir di Tengah Pandemi Covid-19
• Di ILC Fadli Zon Panas Bongkar Fakta PKI di Depan Anak DN Aidit: Ilham Aidit Anda Jangan Bolak Balik
SUMBER: https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/04/pahlawan-nasional-siswondo-parman