Berita Heboh
Lettu Pierre Tendean Dikenal Tegas ke Setiap Orang, Hanya Melunak Sama Ade Irma Suryani
Jenderal Abdul Haris Nasution sempat berkunjung ke Bandung, Jawa Barat, pada hari Jumat terakhir sebelum tragedi 1 Oktober 1965.
Di kediaman Nasution, Pierre menempati paviliun khusus tempat tinggal para ajudan.
Pierre sering diledek “Jawa Londo” oleh anak-anak Menteng sekitar kediaman Nasution.
Olokan tersebut lantaran fisik Pierre yang berkulit putih, berhidung mancung, dan postur jangkung 175 cm.
Tapi kalau sudah berbicara, maka Pierre terdengar medok dengan logat Jawa-Semarangnya yang sangat kental.
Kepada putri-putri Nasution, Pierre menampilkan perangai yang berbeda.
Terhadap si sulung Yanti yang kala itu beranjak remaja, Pierre bersikap tegas, disipilin, dan terkesan galak.
Yanti kerap kena tegur Pierre kalau menginap di rumah kawannya atau ketahuan coba-coba belajar menyetir mobil.

Namun kalau berhadapan dengan sang adik, Ade Irma, Pierre luluh.
Pierre cenderung melunak dan memanjakan putri bungsu Nasution ini.
Saban sore, Pierre selalu menemani Ade bermain sepeda di halaman belakang rumah.
Sementara istri Nas, Sunarti, kerap kali berperan menjadi pamong yang selalu menasihati Pierre, terutama soal percintaannya dengan Rukmini.
“Walaupun demikian, Yanti mengakui bahwa wajah Pierre ganteng luar biasa, yang memesona lawan jenis. Namun, dengan kekakuannya, Pierre jarang tampak genit di depan kaum hawa,” catat tim penulis biograsi resmi Pierre Tendean yang disunting Abie Besman.
Selain kegiatan di dalam kota, Pierre pun harus siaga sewaktu-waktu Nasution dinas ke kota lain.
Nasution acap kali menjadi tamu undangan sebagai pembicara dalam konferensi atau seminar nasional.
Biasanya, Pierre lah yang sering diminta Nasution untuk mendampingi dalam kunjungan di luar kota.